Selasa, 23 Juni 2009

PROFIL Manchester United

Profil Tim
MU : Tahun-tahun Awal (1878-1945)

MU berdiri tahun 1878 dengan nama Newton Heath L&YR F.C. Tak seperti mereka dikenal kini sebagai Setan Merah, MU pada awalnya memiliki seragam berwarna hijau dan emas.

Tahun 1982 klub tersebut mulai berpartisipasi di The Football League dan berubah menjadi perusahaan independent dengan mempekerjakan seorang sekretaris klub serta menanggalkan "L&YR" untuk mengubah namanya menjadi Newton Heath F.C..

Setelah sempat terancam bangkrut karena terlilit hutang sebesar 2.500 pounsetrling, klub tersebut akhirnya resmi mengubah nama menjadi Manchester United pada 26 April 1902. Manchester Central dan Manchester Celtic adalah dua opsi yang sebelumnya sempat tercetus untuk menjadi nama baru klub. Di tahun yang sama manajemen klub memutuskan meninggalkan seragam lama dan beralih ke warna merah dan putih untuk seragam mereka.
MU promosi ke Divisi Satu pada musim 1906-07 dan memenangi title pertama mereka setahun berselang. Sukses MU berlanjut dengan diraihnya tropi pertama FA Cup dan Charity Shield berturut-turut di tahun 1908 dan 1909. Setelah kembali memenangi Divisi Satu di tahun 1910–11 serta Charity Shield pada 1911, MU mengalami salah satu masa terburuk dengan gagal menjuarai divisi utama selama 41 tahun. MU beberapa kali bolak-balik ke divisi dua
Era Busby (1945-1969)
Tahun 1945 MU mengontrak Matt Busby sebagai manajer. Saat itu Busby menjalankan peran yang tak umum karena dia punya wewenang untuk memilih timnya sendiri, menentukan pembelian pemain sekaligus menentukan sesi latihan pemain. Karena metode tersebut, Busby kehilangan pekerjaannya di Liverpool, namun MU memutuskan untuk mencoba pendekatan tersebut.
Bersama Busby MU finis di posisi dua tahun 1947, 1948 dan 1949 serta memenangi Piala FA tahun 1948. Dia juga mengakhiri penantian MU akan title juara Divisi Utama dengan memberi gelar juara di tahun 1952. Busby bisa dibilang menjadi pencetus pemakaian pemain muda di skuad senior saat dia mempromosikan pemain belia. Kebijakan tersebut sempat membuat MU tergusur ke posisi delapan pada musim 1953, namun di tahun 1956 kembali jadi juara Divisi utama dengan skuad yang rata-rata berusia 22 tahun dan mencetak total 103 sepanjang kompetisi.
Dari sinilah kemudian muncul istilah Busby Babes. Total lima gelar Divisi Utama, dua Piala FA, lima gelar juara Charity Shield, dan satu tropi Liga Champions berhasil diraih MU bersama Busby. Perjalanan Busby Babes tak selamanya mulus karena mereka sempat mengalami musibah terkelam dalam sejarah klub saat terjadi kecelakaan pesawat di Munich yang mengakibatkan delapan pemain MU meninggal dunia pada 6 Februari 1958. Tapi Busby kemudian mampu membangun kembali MU dan bahkan mengantar klub tersebut memenangi tropi Liga Champions pertamanya di tahun 1968
Era Sir Alex Ferguson (1986-sekarang)
Setelah Busby memutuskan pensiun tahun 1969, MU kesulitan mencari pelatih yang mampu memberi mereka sukses serupa. Jadilah Setan Merah kembali mengalami salah satu periode terburuk perjalanan sejarah mereka saat mereka terdegradasi di pertengahan tahun 1970.
Meski sempat memenangi tiga Piala FA dan dua tropi Community Shield, MU baru benar-benar merasakan lagi masa kejayaannya setelah Sir Alex Ferguson datang di tahun 1986. Namun pelatih yang didatangkan dari Arbedeen untuk mengganti Ron Atkinson itu juga butuh empat tahun untuk memberi gelar pertama di Piala FA dan enam tahun untuk mempersembahkan title juara Premier League.
Setelah sempat terancam dipecat tahun 1990, Fergie mulai menancapkan cakarnya dengan mengantar MU meraih tropi pertamanya di Eropa sejak 1968 dengan menjuarai Piala Winners di tahun 1991. Kemenangan tersebut kemudian mengantar MU memenangi tropi UEFA Super Cup di tahun yang sama. Tahun 1992, MU akhirnya kembali menjuarai Divisi Utama Liga Inggris untuk kali pertama sejak 1966-67.
Masa keemasan MU dimulai saat mengontrak Peter Schmeichel di tahun 1991, Erick Cantona tahun 1992 dan menyusul Roy Keane semusim berselang. MU juga mengukir sejarah saat meraih dobel gelar pertamanya tahun 1994 dengan menjuarai Liga Inggris dan Piala FA.
Gagal meraih satupun gelar di musim 1994-95, Fergie mengubah skuadnya dengan menjual nama besar dan pemain senior seperti Paul Ince, Andrei Kanchelkis dan Mark Hughes serta menggantinya dengan pemain muda macam David Beckham, Gary dan Phill Nevile, serta Paul Scholes.
Selanjutnya perjalanan sejarah MU diwarnai pesta perayaan diraihnya tropi juara serta meningkatnya status mereka sebagai klub terkaya di dunia dengan jumlah pendukung yang juga luar biasa. Tahun 1999 mereka jadi pusat perhatian dunia setelah meraih treble winners dengan menjuarai Liga Inggris, Piala FA dan juga Liga Champions.
MU kemudian menjadi penguasa Liga Inggris dengan tak sekalipun mereka gagal jadi juara dalam kurun tiga tahun lebih. Puncak klasemen yang diraih pada penghujung musim 2008/09 bahkan membawa mereka menyamai rekor Liverpool sebagai klub dengan title juara Liga terbanyak.
Fergie juga berhasil membawa MU menaklukkan Eropa untuk kali kedua di tahun 2008, setelah mengalahkan Chelsea di final. Namun tahun ini kisah manis serupa gagal terulang karena gentian mereka yang bertekuk lutut di final karena ditumbangkan Barcelona 0-2.

Gelar Juara MU
Domestik
Liga Premier League: 11
1992–93, 1993–94, 1995–96, 1996–97, 1998–99, 1999–2000, 2000–01, 2002–03, 2006–07, 2007–08, 2008–09

Divisi Satu: 7
1907–08, 1910–11, 1951–52, 1955–56, 1956–57, 1964–65, 1966–67

Divisi Dua: 2
1935–36, 1974–75

Piala
FA: 11
1909, 1948, 1963, 1977, 1983, 1985, 1990, 1994, 1996, 1999, 2004

Piala Liga: 3
1992, 2006, 2009

FA Charity/Community Shield: 17 (4 gelar bersama)
1908, 1911, 1952, 1956, 1957, 1965*, 1967*, 1977*, 1983, 1990*, 1993, 1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008 (* gelar bersama)

Eropa
Piala Champions/Liga Champions: 3
1968, 1999, 2008

Piala Winers: 1
1991

Piala Super UEFA: 1
1991

Dunia
Piala Intercontinental: 1
1999

Kejuaraan Dunia Antarklub: 1
2008

Senin, 15 Juni 2009

MAKALAH PRINSIP DASAR UMUM PERILAKU BELAJAR

BAB I
PRINSIP DASAR UMUM PERILAKU


A. Peran, Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar
1. Arti Pendidikan
Pendidikan dalam arti yang luas adalah mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu lingkungannya, baik secara formal, non formal, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal, sehingga ia mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu.
Dari uraian diatas bahwa pendidikan untuk mencapai kedewasaan maka berikut akan diuraikan tentang ciri-ciri manusia dewasa.
1) Dewasa jasmani, apabila pertumbuhan jasmani sudah berhenti, mencapai pertumbuhan yang optimal dan telah masak untuk mengadakan keturunan.
a. Perkembangan alat kelamin primer
b. Perkembangan alat kelamin sekunder
c. Perkembangan alat kelamin tersier
2) Dewasa Rohani. Apabila anak telah dapat menyesuaikan diri dengan aspek-aspek :
a. Sosiologis
b. Psikologis
c. Karakterologis
d. Paedagogis
e. Yuridis
2. Tugas Seorang Guru
a. Perencanaan (planner)
b. Pelaksan (organizer)
c. Penilai (evaluator)
d. Pembimbing (Teacher-conselor)

B. Konsep Dasar dan Mekanisme Perilaku Manusia
Terdapat berbagai cara dalam mendefinisikan dan menjelaskan tentang konsep dasar dan mekanisme perilaku manusia. Adanya variasi tersebut diwarnai oleh dasar pandangan dan falsafahnya. Dua diantara sekian banyak aliran yang dominan pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dewasa ini adalah aliran : psikologi holisme dan behaviorisme.
Pandangan holistik menekankan bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek instrinsik (niat, tekad, azzam) dari dalam individu merupakan faktor penentu yang penting untuk melahirkan perilaku tertentu meskipun tanpa adanya perangsang (stimulasi) yang datang dari lingkungan (naturalis).

C. Taksanomi Perilaku Manusia
Kalau perilaku mencakup segenap pernyataan hidup organism maka betapa banyaknya kata-kata yang harus digunakan untuk mendeskripsikannya, untuk keperluan hal ini, jelas perilaku suatu sistematikan pengelompokkannya berdasarkan pola kerangka berpikir (conceptual framework) tertentu, yang kita sebut sebagai taksanomi.

D. Peranan dan Pengaruh Pendidikan Terhadap Perubahan dan perkembangan Perilaku dan Pribadi Manusia.
Norma-norma ini merupakan seperangkat pengetahuan, fakta, sistem niolai, prosedur dan teknik, sikap-sikap ethis, estetis, sosial, ilmiah, religius, serta keterampilan dan kemahiran gerakan, tindakan pembicaraan dan sebagainya, yang ruang lingkup dan urutannya disusun berdasarkan tahapan perkembangan sesuai dengan konteks, jenis lingkungan pendidikan yang bersangkutan dan sekaligus pula merupakan perangkat kriteria keberhasilan.













BAB II
PENGERTIAN SUMBER DAN PENGGOLONGAN
MOTIVASI PERILAKU MANUSIA


A. Pengertian Motivasi
Berdasarkan di atas bahwa motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

B. Penggolongan Motif
1. Motif Primer
a. Dorongan fisiologis
b. Motif umum
2. Motif Sekunder (secondary motive) menunjukan kepada amotif yang berkembang dalam arti individu karena pengalaman dan dipelajari.
a. Takut yang dipelajari (learnied fears)
b. Motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, conformatis, aliansi persetujuan, status, merasa aman dan sebagainya)
c. Motif-motif objektif dan interest (eksplorasi, manipulasi, minat)
d. Maksud (puposes) dan aspirasi
e. Motif berprestasi (achievement motive)

C. Hubungan Motif dengan Minat
The will to live sering dikatakan motif pokok dari semua mahluk, bagi manusia tidak semata-mata merupakan keinginan, untuk tetap hidup (tidak sakit atau mati) tetapi merupakan juga keinginan untuk hidup dalam hubungannya yang aktif dengan lingkungannya.
Motif-motif objektif menyatakan diri dalam kecendrungan-kecendrungan umum untuk menyelidiki (to explore) dan mempergunakan manipulate lingkungan.

D. Fungsi Minat
Setiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan, suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pola motifnya. Jadi motif itu sangat bergunabagi tindakan/perbuatan seseorang. Fungsi dari motif-motif itu ialah :
1. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak
2. Motif itu menentukan arah perbuatan
3. Motif itu menyeleksi perbuatan kita

E. Motif dan Motivasi
Dapat dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah “Pendorongan”, suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak.

BAB III
KONSEP DASAR BELAJAR MENGAJAR


A. Konsep Dasar Umum Tentang Proses Belajar Mengajar
Hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar :
1. Siswa
2. Tujuan yang diharapkan
3. Guru
Pengertian proses belajar mengajar ialah sebagian suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

B. Konsep Dasar Perilaku Belajar
1. Pengertian Belajar
Konsep belajar itu selalu menunjukan kepada suatu proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan praktik, atau pengalaman tertentu, hal ini menurut kalangan ahli psikologi.
2. Beberapa Karakteristik Perilaku Belajar
a. Perubahan itu intensional
b. Perubahan itu positif
c. Perubahan itu efektif
3. Makna Manifestasi Belajar
Perubahan belajar ialah perubahan perilaku dan pribadi, namun mengenai bagaimana manifestasinya masih tetap merupakan masalah yang mengundang interprestasi yang paling fundamental yang terletak pada dasar pandangan yang dipergunakannya.

C. Tahapan-tahapan Proses Belajar
1. Proses belajar mengajar dalam konteks S-O-R
2. Proses belajar dalam konteks : What-Why-How


















BAB IV
DASAR – DASAR PERUMUSAN TUJUAN DAN EVALUASI
BELAJAR MENGAJAR


A. Prosedur Perumusan Tujuan dan Pengembangan Instrumen Evaluasi Belajar Mengajar.
1. Pola dasar umum prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI)
Hasil evaluasi harus dapat diandalkan untuk menimbang taraf keberhasilan proses belajar mengajar, maka konsekuensinya, sedapat mungkin tujuan (objektivies) itu dapat dideteksi dan diamati (observable) dapat diukur (measurable).
2. Prosedur Pengembangan Lebih Lanjut
Focus pembahasan lebih lanjut dalam unit ini ialah masalah perumusan tujuan dan pengembangan instrumen evaluasi akan dilakukan dalam paragrafh berikutnya. Sedangkan pembahasan mengenai aspek-aspek instruksional lainnya akan dibahas dalam unit yang lain.

B. Prosedur Dasar Penjabaran Tujuan dan Pengembangan Evaluasi Belajar Mengajar.
1. Strategi dasar penjabaran tujuan belajar mengajar
2. Strategi dasar pengembangan evaluasi belajar mengajar

C. Jenis Prosedur Pengembangan Kriteria dan Instrumen Evaluasi Belajar Mengajar yang Memadai.
1. Jenis-jenis instrumen evaluasi belajar mengajar
Jadi, yang harus menjadi fokus pembahasan sekarang ialah bagaimana teknik dan lebih khusus lagi apa instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar mengajar tersebut.
2. Kriteria dan Prosedur Pengembangan Instrumen Evaluasi
a. Kriteria kebaikan instrumen evaluasi
Alat ukur prestasi belajar tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Memiliki taraf ketepatan (validity) yang memadai
2) Memiliki taraf kemantapan sehingga hasil pengkurannya dapat dipegang atau dipercayai (reliability)
3) Memiliki kepraktisan (practiciality)
4) Memiliki keampuhan (effectiveness)
b. Prosedur Pengembangan Instrumen Evaluasi
1) Kembangkan suatu model kerangka dasar ini hendaknya benar-benar dipertimbangkan demi terpenuhinya minimal criteria pertama (validitas) dan keempat (dan pembeda keampuhan) seperti diterangkan di atas.
2) Tulislah butir-butir soal sesuai dengan kerangka dasar instrumen yang telah dikembangkan.
c. Organisasikan keseluruhan perangkat butir soal menjadi sebuah instrumen yang teratur
d. Coba atau gunakanlah setiap paduan

D. Nilai Hasil / pengukuran Hasil Belajar Mengajar
1. Penilaian (Scoring) test objektif
2. Penilaian test uraian atau essay

E. Pengujian Kebaikan Instrumen
1. Pengujian Validitas
2. Pengujian reliabilitas
3. Pengujian Daya Pembeda atau Keampuhan
4. Pengujian Homoginetas dan Integritas (Internal Consitency) dari keseluruhan perangkat soal dalam suatu alat ukur

F. Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar
Secara umum yang dimaksud dengan strategi adalah suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, sasarannya yaitu mewujudkan dan mengevaluasi tujuan-tujuan pendidikan dengan mengguraikan instrumen yang telah dikembangkan.






BAB V
DIAGNOSITIK KESULITAN BELAJAR


A. Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar
1. Pengertian Diagnosis
Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai berikut :
a. Upaya atau diagnosis menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami oleh seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons)
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang essensial
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
2. Pengertian Kesulitan Belajar
a. Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru.
b. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya.
c. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial dengan pola organismenya pada fase perkembangan tertentu.
d. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.
3. Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnositik kesulitan belajar didefinisikan sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data / informasi selengkap atau seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative kemungkinan pemecahannya.

B. Mengidentifikasi Kasus Kesulitan Belajar
1. Menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
2. Melokalisasi faktor kesulitan (permasalahan)
3. mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan belajar
4. Mengambil kesimpulan dan membuat rekomendasi pemecahannya.





BAB VI
KONSEP DASAR PENGAJARAN REMEDIAL


A. Konsep Dasar Pengajaran Remedial (Remedial Teaching)
Pembelajaran remedial pada dasarnya bagian dari pembelajaran secara keseluruhan, untuk mencapai pendidikan telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya tidak semua siswa mencapai ketuntasan dalam belajar. Artinya, ada siswa yang tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang bisa dilaksanakan. Untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang ”terlambat” mencapai ketuntasan menguasai materi pembelajaran diadakan pembelajaran, yaitu pembelajaran remedial (remedial teaching).

B. Prosedur Pengajaran Remedial dengan Beberapa Asumsi yang Mendasarinya.
1. Prosedur Pelaksanaan pengajaran Remedial
Untuk jelasnya, setiap langkah kita deskripsikan fungsi, tujuan / sasaran, dan kegiatannya sebagai berikut :
a. penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya
b. Menentukan alternatif pilihan tindakan
c. Layanan bimbingan dan konseling / psikoterapi
d. Melaksanakan pengajaran remedial
e. Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali
f. Mengadakan evaluasi dan rediagnostik
g. Remedial pengayaan dan atau pengukuran (tambahan)
2. Beberapa asumsi yang mendasari prosedur pengajaran remedial
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengembangan prosedur system pengajaran remedial didasari oleh pokok-pokok pikiran yang berlaku untuk prinsip belajar tuntas.
3. Beberapa strategi dan teknik pendekatan pembelajaran remedial
a. Strategi dan teknik pendekatan pengajaran remedial yang bersifat kuratif
b. Strategi dan pendekatan yang bersifat praventif
4. Evaluasi Pengajaran Remedial
a. Tujuan Evaluasi
b. Perangkat kriteria kebaikan suatu model strategi dan atau teknik pendekatan pengajaran remedial.

Senin, 08 Juni 2009

मकलाह एकोनोमइ MAKRO

MAKALAH

TENTANG TEORI KLASIK-JOHN STUART MILL

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Ekonomi Makro






Disusun oleh :
Epa Wijaya Ningsih
080345
Akuntansi 2/A
No absen :13




UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS EKONOMI
SERANG-BANTEN
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah mengaruniakan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Salawat dan salam selalu kita limpahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad saw. Mudah-mudahan kita mendapat safaatnya.
Makalah ini bertema “teori ekonomi klasik liberal yang dianut oleh John Stuart Mill”. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pengantar ekonomi makro.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan, Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan sebagai suatu masukan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis hanya dapat berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan mendapatkan nilai maksimal.
Amien.

Serang, Mei 2009
Penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….………………………...………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Asal terbentuknya teori Klasik…………………………………………... 1
1.2 Kegunaan teori Klasik…………………………………………………… 1
1.3 Biografi John Stuart Mill………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Klasik……………………………………………………………… 6
2.2 Rumus Pertumbuhan Ekonomi………………………………………….. 9
2.3 Syarat PDB (Produk Domestik Bruto) …………………………………. 9
2.4 Asumsi tentang Pembangunan Ekonomi………………………………… 10
2.5 Kasus dari peningkatan kesejahteraan…………………………………… 10
2.6 Kelebihan dan kelemahan dari teori klasik……………………………… 10
BAB III PENUTUP
3.1 Saran…………………………………………………………………….. 12
3.2 Kesimpulan ……………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA 14




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Asal terbentuknya teori klasik
John Stuart Mill (1806 - 1873 ) salah seorang ekonom yang hidup pada masa keemasan pemikiran ekonomi aliran klasik, sebelum lahir pandangan J.M. Keynes, menentang pihak-pihak yang menuduh ilmu ekonomi sebagai : "llmu yang menyedihkan dan muram (dismal science)". Tindakan yang semata-mata diarahkan karena ilmu ekonomi, pada masa itu, sangat bersandar pada paham "LAISSEZ FAIRE", persaingan bebas. Semua diarahkan pada "mekanisme pasar" yang tidak memerlukan adanya campur tangan Pemerintah. Kekuatan pasar yang akan mengatur proses akumulasi, distribusi dan alokasi dari sumber-sumber yang ada pada masyarakat. Bahkan "Pasar" pula yang akan menentukan harga sebagai indikator proses tawar menawar yang wajar. Hanya "Kebebasan" pasar tersebut pertu diberi sentuhan yang lebih manusiawi. Oleh karenanya dalam "Principles of Political Economy With Some of Their Applications to Social Philosophy (1848)", J.S. Mill tidak terlalu kaku dengan campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Suatu pandangan yang amat berbeda dengan pemikiran para ekonom aliran klasik yang sedang berjaya pada saat itu. Campur tangan Pemerintah dalam bentuk peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dapat membawa kearah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik, tetap diperlukan. Jadi, walaupun J.S. Mill hidup dan berpikir pada masa klasik, pandangannya bersentuhan dengan ungkapan J.M. Keynes. Pengambil keputusan memang bukan berasal dari para pengamat yang mahir berbicara dan berdebat. Bila tidak ingin menjadi "ekonom yang menyedihkan dan muram", agaknya anjuran J.S. Mill perlu dipertimbangkan kembali.

1.2 Kegunaan teori Klasik
Pandangan Mill mengenai akumulasi modal, hasil yang semakin berkurang, pertumbuhan penduduk,dan peranan terbatas pemerintah, dapat diterapkan di negara terbelakang.
Laju akumukasi modal dapat di tingkatkan dengan meningkatkan sisa hasil usaha dan dengan memperkuat kecenderungan menabung. Itulah cara-cara pemecahan yang dapat di terapkan untuk meningkatkan laju akumulasi modal di negara terbelakang.
Lahan di Negara terbelakang terbatas luasnya dan tidak ada perbaikan teknologi yang di lakukan pada lahan. Karena itu,hukum mengenai hasil yang semakin berkurang berjalan secara penuh sehingga produktivitas lahan rendah. Mill tidak hanya mengungkapkan berlakunya hukum tersebut tetapi juga menganjurkan dilakukannya perbaikan teknologi pada lahan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas. Anjuran ini di terima sebagai prinsip pokok pembangunan ekonomi di Negara terbelakang.
Mill percaya pada teori kependudukan yang di kemukakan Malthus. Bedanya, dia lebih menekankan pengendalian penduduk melalui pembatasan kelahiran dari pada sekedar melalui pengekangan moral. Pengalaman Negara terbelakang membuktikan bahwa teori Malthus dapat di terapkan dan penduduk dapat di kendalikan hanya dengan pelaksanaan pembatasan kelahiran sebagaimana di anjurkan mill.
Mill adalah seorang penganut paham perdagangan bebas dan percaya pada kebijaksanaan laissez-faire. Peranan pemerintah hendaknya dikurangi sampai batas yang minimum. Tetapi apa pun campur tangan pemerintah itu mill mengharapkan peranan tersebut dapat diterapkan sepenuhnya di Negara terbelakang. Dia menganjurkan dilakukannya perbaikan redistribusi pemilikan sarana produksi melalui langkah seperti batas minimum luas tanah, hak milik petani, pembagian laba, dan kerja sama. Langkah tersebut sangat relevan dengan keadaan Negara terbelakang yang di dalamnya terkandung ketimpangan pendaoatan dan kesejahteraan. Demikian pula, mill menyarankan adanya perbaikan kerangka kelembagaan pasar. Karena Negara terbelakang di cekam oleh ketidaksempurnaan pasar, maka perbaikan susunan kelembagaan pasar ini merupakan langkah yang penting. Tidak kalah pentingnya, penekanan pada wajib belajar dan pengurangan jam kerja buruh adalah benar, seperti yang dia tulis dalam bukunya principles (1848). Di dalam kenyataan, tidak mungkin ada pembangunan di Negara terbelakan tanpa memberikan peranan kepada pemerintah, betapapun kecilnya.

1.3 Biografi John Stuart Mill

John Stuart Mill lahir pada tanggal 20 Mei 1806 di Pentonville daerah London. Ia adalah anak tertua dari seorang filsuf dan sejarawan yaitu James Mill. John Stuart telah dididik oleh ayahnya, dengan bantuan dan nasihat dari Jeremy Bentham dan Francis Place. Dia dididik dengan asuhan yang sangat ketat. Ayahnya, ikut Bentham dan penganut dari associationism, hal ini bertujuan untuk menciptakan sebuah anak genius intelek yang akan membawa pada jalan utilitarianism dan pelaksanaannya setelah ia dan Bentham telah meninggal.
Sebenarnya Mill adalah seorang anak kecil biasa. Pada usia tiga tahun dia belajar di Yunani. Pada usia delapan tahun ia membaca Aesop's Fables, Xenophon 's Anabasis, dan seluruh Herodotus, dan telah berkenalan dengan Lucian, Diogenes Laërtius, Isocrates. Ia juga membaca banyak sejarah dalam bahasa Inggris dan telah belajar aritmatika.
Pada usia delapan tahun ia mulai belajar bahasa Latin, Euclid, dan Aljabar. Hal yang paling utama adalah membaca sejarah, tetapi ia diajarkan bahasa Latin dan Yunani oleh penulis dan pada usia sepuluh tahun dapat membaca Plato dan Demosthenes dengan mudah. Ayahnya juga berpikir bahwa itu adalah penting untuk Mill belajar puisi. Salah satu awal dari puisi komposisi Mill merupakan yang Iliad. Dalam waktu luang, ia juga senang membaca tentang ilmu alam dan novel populer, seperti Don pemurah dan Robinson Crusoe.
Sejarah ayahnya telah diterbitkan di Indonesia pada tahun 1818. Setelah itu, sekitar usia dua belas tahun, Mill mulai belajar dari studi pendidikan logika. Pada tahun berikutnya ia telah diperkenalkan kepada politik ekonomi dan belajar pada Adam Smith dan David Ricardo dengan ayahnya, mereka akhirnya menyelesaikan ekonomi klasik melihat dari faktor-faktor produksi. Mill belajar ekonomi dari comptes rendus untuk membantu ayahnya dalam menulis Elements of Political Economy, yang menjadi buku terkemuka eksposisi dari doktriner Ricardian ekonomi. Ricardo adalah seorang teman dekat dari ayahnya.
Pada umur empat belas tahun, Mill tinggal satu tahun di Perancis dengan keluarga Sir Samuel Bentham. Dia melihat pemandangan gunung yang kekal dan menyebabkan rasa untuk lanskap gunung. Hidup yang ramah dan cara hidup di Perancis juga meninggalkan kesan mendalam. Dalam Montpellier, ia menghadiri kursus musim dingin di kimia, zoology, logika dari Faculté des Ilmu, serta mengambil kursus matematika yang lebih tinggi. Ia tinggal di Paris selama beberapa hari di rumah Jean-Baptiste Say, seorang teman dari ayah Mill. Dia sering bertemu dengan pemimpin partai Liberal, serta tokoh lainnya Parisians, termasuk Henri Saint-Simon.
Pada usia dua puluh tahun ia menderita gangguan saraf. Meskipun demikian, depresi ini akhirnya mulai menghilang, karena ia mulai mencari hiburan di Mémoires dari Jean-François Marmontel dan puisi dari William Wordsworth.
Mill menolak untuk belajar di Universitas Oxford atau Universitas Cambridge, karena ia menolak untuk mengambil Anglikan pesanan dari "setan putih".
Namun ia mengikuti ayahnya bekerja untuk British East India Company sampai 1858.
Pada tahun 1851, Mill menikahi Harriet Taylor. Taylor memberikan pengaruh yang baik pada pekerjaan Mill. Hubungannya dengan Harriet Taylor Mill dikuatkan oleh advokasi dari hak-hak perempuan. Taylor meninggal pada tahun 1858 setelah mengembangkan parah lung kongesti.
Antara tahun 1865-1868 menjabat sebagai Tuan Mill Rektor Universitas St Andrews. Selama periode yang sama, 1865-8 dia adalah seorang Anggota Parlemen untuk Kota Westminster dan sering dikaitkan dengan Partai Liberal. Selama menjabat sebagai MP, Mill advocated easing dengan beban di Irlandia, dan menjadi orang pertama di Parlemen untuk panggilan bagi perempuan yang diberi hak suara. Mill menjadi pendorong yang kuat dari hak-hak perempuan seperti reformasi politik dan sosial sebagai perwakilan proporsional, serikat buruh, peternakan dan koperasi. Pada tahun 1869, ia berpendapat para perempuan untuk diberikan hak suara. Pertimbangan di dalam Perwakilan Pemerintah, Mill memanggil berbagai reformasi dan Parlemen voting, khususnya perwakilan proporsional, yang Single Vote dipindahtangankan, dan perpanjangan hak pilih. Dia bapak permandian ke Bertrand Russell.
Dia meninggal di Avignon, Perancis, pada 1873. Lima orang datang ke pemakaman. Dan Mill dikuburkan bersama istrinya.


























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori klasik
Dari semua ahli ekonomi klasik, Mill bersifat unik karena ia membangun suatu teori yang membicarakan hampir semua faktor yang penting bagi pembangunan ekonomi pada masa kini. Dia menekankan pentingnya faktor seperti tingkat tabungan, tingkat laba, tingkat akumulasi modal, kemajuan teknologi, distribusi yang adil, perluasan perdagangan luar negeri, perubahan kelembagaan, dan lain-lain.
Peningkatan kesejahteraan hanya mungkin, bila tanah dan modal mampu meningkatkan produksi lebih cepat di banding angkatan kerja, menurut mill laju akumulasi modal tergantung pada:
1. Jumlah dana yang dapat menghasilkan tabungan atau besarnya sisa hasil usaha,
2. Kuatnya kecenderungan untuk menabung.
Karena tabungan tergantung pada besarnya sisa hasil usaha, maka tabungan tersebut naik bersama naiknya laba dan sewa yang di pakai untuk membuat sisa hasil usaha itu. Pada sisi lain kuatnya kecenderungan menabung tergantung pada; (a) tingkat laba, (b) keinginan untuk menabung atau apa yang di sebut mill sebagai “ keinginan efektip untuk mengakun\mulasi modal“. Dalam suatu perekonomian menurut mill, tingkat laba akhirnya cenderung akan menurun karena hasil yang semakin berkurang di sektor pertanian dan bertambahnya penduduk. Akan tetapi penurunan laba dapat di cegah dengan sejumlah faktor antar lain :
1. Kerugian modal pada masa krisis,
2. Perbaikan teknik,
3. Perkembangan perdagangan luar negeri,
4. Pinjaman pemerintah untuk mengeluarkan yang tidak produktif, dan
5. Mengkspor modal ke Negara jajahan untuk memproduksi barang konsumsi guna keperluan negara asal.
Apakah keadaan stasioner akan terjadi, menurut mill keadaan itu akan segera terjadi sebagai akibat dari pembangunan yang tidak dapat di lakukan dalam waktu yang tidak terbatas. Menurut Mill, kelima faktor diatas hanya mungkin muncul bila dengan kenaikan jumlah kelas pekerja malalui kebiasaan “ berhemat dan pendidikan “.
Selanjutnya, mill mengemukakan, bahwa pembangunan ekonomi sangat tergantung pada dua jenis perbaikan, yaitu perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang berupa usaha-usaha untuk menghapus penghambat pembangunan, seperti adat istiadat, kepercayaan dan berpikir tradisional. Perbaikan dalam pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan, perluasan spesialisasi dan perbaikan dalam organisasi produksi merupakan faktor yang penting yang akan memperbaiki mutu dan efisiensi faktor-faktor produklsi dan akhirnya menciptakan pembangunan ekonomi. Menurut mill faktor pendidikan melaksanakan dua fungsi yaitu mempertinggi pengetahuan teknik masyarakat dan mempertinggi ilmu pengetahuan umum. Pendidikan dapat menciptakan pandangan-pandangan dan kebiasaan-kebiasaan modern dan besar perannya untuk menentukan kemajuan ekonomi masyarakat.
Tetapi menurut Prof. E. Roll, Mill “bukan sebagai seorang ahli ekonomi tulen”. Prof. stigler lebih terus terang menyatakan: “Mill tidak mencoba membuat suatu sistem baru tetapi hanya menambahkan perbaikan di sana sini pada system Ricardo”. Dia mencoba memperbaiki asas Ricardo dalam dua hal, yaitu doktrin keadaan stationer dan cadangan upah. Namun ini pun mendapat kritik, bersama-sama dengan pikiran yang lain.
1. Keadaan stationer bukan suatu Realitas. Ricardo yakin keadaan stationer akan terjadi di masa datang bilamana akumulasi modal terhenti. Bagi Mill, keadaan stationer akan segera tiba. Keadaan stationer mengarah pada perbaikan distribusi pendapatan, karenanya ia menyambut kedatangan itu. Tetapi Mill ternyata menjadi seorang peramal yang keliru karena keadaan stationer yang telah dia ramal ternyata tidak datang, bahkan tidak juga menampakkan tanda akan kedatangannya.
2. Pikiran yang salah mengenai Cadangan Upah. Tak sama dengan Ricardo, Mill percaya bahwa cadangan upah tergantung pada keseluruhan cadangan modal dan bahwa upah tersebut dibayarkan dari modal sebagai uang muka. Oleh karena itu, ia menyangsikan apakah serikat buruh dapat menaikkan upah. Para ahli ekonomi mengkritik dengan keras teori Mill ini. Cannon menyebutnya sebagai “kesalahan paling besar yang telah dibuat dalam teori ekonomi pada masa modern”. Marshall menyebutnya sebagai “bentuk teori cadangan-upah yang vulgar”, yang dikemukakan dengan cara yang buruk sekali. Alasannya, karena dia menghubungkan cadangan upah dengan modal ketimbang dengan dividen nasional.
3. Teori Malthus salah. Mill terlalu pesimis pada petumbuhan penduduk dalam arti teori Malthus. Teori Malthus ternyata tidak benar di Negara-negara kapitalis dunia.
4. Hukum mengenai hasil yang semakin berkurang tidak berlaku. Dengan demikian pula, keyakinan Mill akan berlakunya hukum mengenai hasil yang semakin berkurang pada lahan ternyata salah dengan adanya kemajuan teknologi yang terjadi di Negara-negara maju.
5. Laissez-faire bukan suatu kebijaksanaan praktis. Mill setuju dengan kebijaksanaan liberal dalam urusan ekonomi. Walaupun begitu, kebijaksanaan tersebut tidak praktis. Kenyataannya, tidak ada perekonomian yang dapat berfungsi jika di dalamnya terdapat persaingan sempurna, dan tidak ada perekonomian yang dapat tumbuh tanpa bantuan pemerintah dalam bentuk apa pun.

Politik Prinsip Ekonomi
Salah satu filosofi ekonomi Mill dari awal adalah pasar bebas. Namun, ia menerima intervensi dalam perekonomian, seperti pajak alkohol, jika terdapat alasan cukup bermanfaat. Dia juga menerima prinsip intervensi legislatif untuk tujuan kesejahteraan hewan. Mill awalnya percaya bahwa "persamaan perpajakan" berarti "persamaan korban" dan yang progresif perpajakan dikenakan sanksi orang-orang yang bekerja keras dan menyimpan lebih banyak dan karena itu adalah "sebuah ringan berupa perampokan. "
Kemudian diubah ke arah yang lebih dilihat sosialis bengkok, menambahkan bab kepada Prinsip Politik Ekonomi dalam pembelaan dari sosialis ke depan, dan mempertahankan beberapa penyebab sosialis. Di dalam revisi ini dia juga bekerja membuat proposal yang radikal seluruh sistem upah akan dihapuskan demi sebuah koperasi sistem upah. Namun, beberapa orang melihat pada gagasan tentang perpajakan tetap datar, walau sedikit di bawah form berbudi.
Prinsip mill's Political Economy, yang pertama kali diterbitkan pada 1848, adalah salah satu yang paling banyak membaca buku tentang semua ekonomi dalam jangka waktu. Sebagaimana Adam Smith's Wealth of Nations yang selama periode sebelumnya, prinsip ekonomi Mill's didominasi mengajar. (Dalam kasus Oxford University itu adalah teks standar sampai 1919. Teks yang menggantikan ia ditulis oleh Cambridge dari Alfred Marshall).

2.2 Rumus Pertumbuhan Ekonomi
Rumus yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi adalah

PDB = PNB – PFN dari LN

Dimana PFN dari LN Pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN dari LN adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri

2.3 Syarat PDB
Teori pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Pertumbuhan PDB itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
a. SDM (sumber daya alam) yang tersedia,
b. Jumlah penduduk, dan
c. Persediaan barang-barang modal.
2.4 Asumsi tentang Pembangunan Ekonomi
Mill memiliki pendapat tentang Pembangunan Ekonomi antara lain:
1. Mill menganggap pembangunan ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja, dan modal.
2. Naiknya investasi menyebabkan naiknya cadangan upah dan kemajuan ekonomi.
3. Dalam pembangunan ekonomi di perlukan tabungan, tingkat laba, kemajuan teknologi, distribusi yang adil perluasan perdagangan luar negeri, dan perubahan kelembagaan.

2.5 Kasus dari peningkatan kesejahteraan
Peningkatan kesejahteraan hanya mungkin bila tanah dan modal mampu meningkatkan produksi lebih cepat dibandingkan angkatan kerja. Kesejahteraan terdiri dari peralatan, mesin, dan keterampilan angkatan kerja. Tenaga kerja produktif inilah yang merupakan pencipta kesejahteraan dan akumulasi modal. Laju akumulasi modal merupakan fungsi dari bagian angkatan kerja yang dipekerjakan secara produktif. Laba yang diterima dengan mempekerjakan tenaga kerja tidak produktif hanyalah semata-mata pengalihan pendapatan; tenaga kerja tidak produktif tidak menghasilkan kesejahteraan ataupun pendapatan. Hanya tenaga kerja produktif, yang dapat melakukan produktif. Konsumsi produktif adalah konsumsi untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan produktif masyarakat. Itu menunjukkan bahwa konsumsi produktif merupakan input yang perlu untuk memelihara tenaga kerja produktif.

2.6 Kelebihan dan kelemahan dari teori klasik
Kelebihan dari teori klasik John Stuart Mill antara lain:
1. Mill bersifat unik karena ia membangun suatu teori yang membicarakan hampir semua faktor yang penting bagi pembangunan ekonomi pada masa kini.

Kekurangan dari teori klasik John Stuart Mill antara lain:
1. Mill tidak mencoba membuat suatu system baru tetapi hanya menambahkan perbaikan di sana sini pada system Ricardo.



























BAB III
PENUTUP

3.1 Saran
Fungsi kontrol pemerintah dalam mengontrol mekanisme pasar dalam system ekonomi Indonesia masih sangat diperlukan, ini dimaksudkan untuk mengantisipasi berbagai macam kecurangan yang mungkin timbul dan tentunya akan merugikan semua pihak.

3.2 Kesimpulan
John Stuart Mill (1806 - 1873 ) salah seorang ekonom yang hidup pada masa keemasan pemikiran ekonomi aliran klasik, sebelum lahir pandangan J.M. Keynes, menentang pihak-pihak yang menuduh ilmu ekonomi sebagai : "llmu yang menyedihkan dan muram (dismal science)". Tindakan yang semata-mata diarahkan karena ilmu ekonomi, pada masa itu, sangat bersandar pada paham "LAISSEZ FAIRE", persaingan bebas. Semua diarahkan pada "mekanisme pasar" yang tidak memerlukan adanya campur tangan Pemerintah. Kekuatan pasar yang akan mengatur proses akumulasi, distribusi dan alokasi dari sumber-sumber yang ada pada masyarakat. Bahkan "Pasar" pula yang akan menentukan harga sebagai indikator proses tawar menawar yang wajar. Hanya "Kebebasan" pasar tersebut pertu diberi sentuhan yang lebih manusiawi. Oleh karenanya dalam "Principles of Political Economy With Some of Their Applications to Social Philosophy (1848)", J.S. Mill tidak terlalu kaku dengan campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Suatu pandangan yang amat berbeda dengan pemikiran para ekonom aliran klasik yang sedang berjaya pada saat itu. Campur tangan Pemerintah dalam bentuk peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dapat membawa kearah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik, tetap diperlukan. Jadi, walaupun J.S. Mill hidup dan berpikir pada masa klasik, pandangannya bersentuhan dengan ungkapan J.M. Keynes. Pengambil keputusan memang bukan berasal dari para pengamat yang mahir berbicara dan berdebat. Bila tidak ingin menjadi "ekonom yang menyedihkan dan muram", agaknya anjuran J.S. Mill perlu dipertimbangkan kembali.
Pemikiran John Stuart Mill banyak dipengaruhi oleh Jeremy Bentam yang beraliran falsafah utilitarian, bebannya sangat berat dalam mempelajari falsafah, politik dan ilmu sosial, yang menjadikan mental breakdown. Kritik terhadap ekonomi klasik terutama pada Smith, Malthus dan Ricardo, dipelajari oleh Mill. Sementara itu pemikiran ekonomi sosialis mulai berkembang, dasar sistem ekonomi klasik adalah laissez faire, hipotesis kependudukan Malthus, hukum lahan yang semakin berkurang, teori dana upah mendapat tantangan. Dalam era inilah pemikiran Mill dituangkan dalam bukunya yang berjudul Principle of Political Economy, dengan pemikiran yang eklektiknya.
John Stuart Mill dalam Principle of Political Economy (1848) menggunakan istilah “capital” dengan arti: (1) barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dan (2) suatu dana yang tersedia untuk mengupah buruh.
Sumbangan yang paling besar Mill adalah metode ilmu ekonomi yang bersifat deduktif dan bersama dengan metode induktif. Karena hipotesisnya belum didukung dengan data empirik, di samping itu pembahasannya tentang teori nilai tidak melihat dari biaya produksi, tetapi telah menggunakan sisi permintaan melalui teori elastisitas. Mill menjelaskan bahwa hukum yang mengatur produksi lain dengan hukum distribusi pendapatan, juga memperkenalkan human capital investment yaitu keterampilan, kerajinan dan moral tenaga kerja dalam meningkatkan produktivitas.








DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Jakarta: Salemba Empat.
Jhingan. M. L. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Penerangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukirno Sadono. 1994. Pengantar Teori Makroekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
www.google.com
Bentham, Jeremy. Deontology together with A Table of the Springs of Action and The Article on Utilitarianism . Edited by Amnon Goldworth. Oxford: Clarendon Press, 1983.
Bentham, Jeremy. An Introduction to the Principles of Morals and Legislation. Oxford: Clarendon Press, 1996.
Bentham, Jeremy. The Works of Jeremy Bentham . Edited by John Bowring. 10 vols. New York: Russell and Russell, 1962.
Carlyle, Thomas. A Carlyle Reader . Edited by GB Tennyson. Cambridge: Cambridge University Press, 1984.
Carlyle, Thomas. Critical and Miscellaneous Essays . Philadelphia: Casey and Hart, 1845.
Carlyle, Thomas. Past and Present . London: Ward, Lock, and Bowden, Ltd., 1897.
Coleridge, STC On the Constitution of the Church and State According to the Idea of Each (3rd Edition), and Lay Sermons (2nd Edition). London: William Pickering, 1839.
Comte, Auguste. A General View of Positivism. 1848. Reprint. Dubuque, Iowa: Brown Reprints, 1971.
Mill, James. An Analysis of the Phenomena of the Human Mind . Edited and with Notes by John Stuart Mill. London: Longmans, Green and Dyer, 1869.
Mill, John Stuart. The Collected Works of John Stuart Mill . Gen. Ed. John M. Robson. 33 vols. Toronto: University of Toronto Press, 1963-91. The standard scholarly editions including Mill's published works, letters, and notes; an outstanding resource.
Mill, John Stuart. A System of Logic. New York: Harper & Brothers, 1874.
Mill, John Stuart. On Liberty . Peterborough, Canada: Broadview Press, 1999.
Paley, William. The Principles of Moral and Political Philosophy . Indianapolis: Liberty Press, 2002 [1785].
Britton, Karl. 'John Stuart Mill on Christianity.' In James and John Stuart Mill: Papers of the Centenary Conference , John Robson and Michael Laine (eds.). Toronto: University of Toronto Press, 1976.
Capaldi, Nicholas. John Stuart Mill: A Biography . Cambridge: Cambridge University Press, 2004. A recent and very thorough treatment of Mill's life and work.
Carlisle, Janice. John Stuart Mill and the Writing of Character. Athens, GA: University of Georgia Press, 1991.
Collini, Stefan. 'The Idea of “Character” in Victorian Political Thought.' Transactions of the Royal Historical Society , 5th series, 35 (1985), 29-50.
Collini, Stefan. Public Moralists, Political Thought and Intellectual Life in Great Britain 1850-1930 . Oxford: Clarendon, 1991.A useful history that includes discussion of Mill's intellectual and institutional context.
Collini, Stefan, Donald Winch, and John Burrow. That Noble Science of Politics: A Study in Nineteenth-century Intellectual History . Cambridge: Cambridge University Press, 1983. Very valuable work on nineteenth century British political discourse; includes discussion of the Philosophic Radicals.
Donner, Wendy. The Liberal Self: John Stuart Mill's Moral and Political Philosophy . Ithaca: Cornell Univ. Press, 1991.
Harrison, Brian. 'State Intervention and Moral Reform in nineteeth-century England.' In Pressure from Without in Early Victorian England , edited by Patricia Hollis, 289-322. New York: St. Martin's Press, 1974.
*Halevy, Elie. The Growth of Philosophical Radicalism . Translated by Mary Morris. Boston: The Beacon Press, 1955.Though originally published in 1904, this is still a seminal work in the history of utilitarianism.
Hamburger, Joseph. 'Religion and “On Liberty.”' In A Cultivated Mind: Essays on JS Mill Presented to John M. Robson , edited by Michael Laine, 139-81. Toronto: Univ. of Toronto Press, 1961.
Harrison, Ross. Bentham . London: Routledge and Kegan Paul, 1983.
Hedley, Douglas. Coleridge, Philosophy and Religion: Aids to Reflection and the Mirror of the Spirit . Cambridge: Cambridge University Press, 2000.
Heydt, Colin. 'Narrative, Imagination, and the Religion of Humanity in Mill's Ethics.' Journal of the History of Philosophy , vol. 44, no. I (Jan. 2006), 99-115.
Heydt, Colin. 'Mill, Bentham, and “Internal Culture”.' British Journal for the History of Philosophy , vol. 14, no. 2 (May 2006), 275-302.
Heydt, Colin. Rethinking Mill's Ethics: Character and Aesthetic Education . London: Continuum Press, 2006.
*Hollander, Samuel. The Economics of John Stuart Mill (Toronto: UTP and Oxford: Blackwell), 1985: Volume I, Theory and Method . Volume II, Political Economy , 482-1030. The seminal work on Mill's economics.
Jenkyns, Richard. The Victorians and Ancient Greece . Cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1980.
Jones, HS 'John Stuart Mill as Moralist.' Journal of the History of Ideas 53 (1992): 287-308.
Kuklick, Bruce. 'Seven thinkers and how they grew: Descartes, Spinoza, Leibniz; Locke, Berkeley, Hume; Kant.' In Philosophy in History , Rorty, Schneewind, Skinner (eds.). Cambridge: Cambridge University Press, 1984.
*Mandelbaum, M. History, Man and Reason . Baltimore: Johns Hopkins Univ. Press, 1971. An excellent intellectual history of Europe in the nineteenth century; contains very valuable discussions of Mill.
Matz, Lou. 'The Utility of Religious Illusion: A Critique of JS Mill's Religion of Humanity.' Utilitas 12 (2000): 137-154.
Millar, Alan. 'Mill on Religion.' In The Cambridge Companion to Mill , John Skorupski (ed.). Cambridge: Cambridge University Press, 1998.
*Packe, Michael. The Life of John Stuart Mill. New York: MacMillan Company, 1954. Prior to Capaldi's, the standard life; still contains useful biographical detail.
Raeder, Linda C. John Stuart Mill and the Religion of Humanity. Columbia: University of Missouri Press, 2002.
Robson, John M. The Improvement of Mankind: The Social and Political Thought of John Stuart Mill . Toronto: Toronto Univ. Press, 1968.
Robson, John. 'JS Mill's Theory of Poetry.' In Mill: A Collection of Critical Essays, JB Schneewind, (ed.). London: MacMillan, 1968.
Ryan, Alan. The Philosophy of John Stuart Mill. London: MacMillan, 1970.
*Ryan, Alan. JS Mill . London: Routledge and Kegan Paul, 1974. A nice introduction to Mill's writings and central arguments.
*Schneewind, JB Sidgwick's Ethics and Victorian Moral Philosophy . Oxford: Clarendon Press, 1977.Still easily the best extant treatment of Victorian moral philosophy; includes extremely valuable examination of the conflict between utilitarianism and intuitionism.
Sen, Amartya, and Bernard Williams, eds. Utilitarianism and Beyond . Cambridge: Cambridge Univ. Press, 1982.
Shanely, Mary Lyndon. 'Marital Slavery and Friendship: John Stuart Mill's The Subjection of Women .' Political Theory , Vol. 9, No. 2 (May 1981), 229-247.
Shanley, Mary Lyndon. 'Suffrage, Protective Labor Legislation, and Married Women's Property Laws in England.' Signs , Vol. 12, No. 1 (1986).
*Skorupski, John. John Stuart Mill . London: Routledge, 1989. Unquestionably, the best single book on Mill's general philosophy.
Skorupski, John. 'Introduction.' In The Cambridge Companion to Mill , edited by John Skorupski. Cambridge: Cambridge University Press, 1998.
*Skorupski, John (editor). The Cambridge Companion to Mill . Cambridge: Cambridge University Press, 1998. Includes a number of important articles and an extensive (though by now a little dated) bibliography.
Smart, JJC 'Extreme and Restricted Utilitarianism.' The Philosophical Quarterly , (October 1956), 344-354.
*Thomas, William. The Philosophic Radicals: Nine Studies in Theory and Practice 1817-1841 . Oxford: Clarendon Press, 1979. Very good resource for Philosophic Radicalism.
Turner, Michael J. “Radical Opinion in an Age of Reform: Thomas Perronet Thompson and the Westminster Review ,” History , Vol. 86 (2001), Issue 281, 18-40.
Williams, Raymond. Culture and Society 1780-1950 . New York: Columbia University Press, 1983.
Wilson, Fred. Psychological Analysis and the Philosophy of John Stuart Mill . Toronto: Toronto Univ. Press, 1990. Most thorough treatment of Mill's psychological views.

Sabtu, 06 Juni 2009

Gerinda Bagimu Indonesia

Diantara Dua Samudra
Diantara Dua Belahan Jiwa

Terbentang Indonesia
Negeri Tanah Pusaka

Disitulah Aku Berdiri
Mengabdi untuk Ibu Pertiwi

Berjuang Demi Rakyatku
Untuk Hidup adil dan Makmur

Kamis, 04 Juni 2009

MAKALAH SURAT - SURAT BERHARGA

http://rapidshare.com/files/240677598/sURAt2_bERHARgA.doc.html

Download Makalah Sosial Politik
http://rapidshare.com/files/240678966/Tingkat_Kesadaran_Politik_Pemilih_Pemula_dalam_Pilkada.doc.html