Kamis, 26 Juni 2008

Wahai Kekasih Hati

Tak sedikitpun ku berharap tuk memutuskan tali penyatuan kita
Engkaulah satu-satunya jiwa yang tlah terpatri didinding jiwa
Dan tak ada lagi jiwa yang dapat kupahat selain keberadaan dirimu.
Tahukah kau kekasih…
Disaat cinta merentangkan sayap-sayapnya
Mengepak dan untuk pertama kalinya membawaku terbang tinggi
Dalam genggaman cintanya yang tulus
Cintalah yang membawa kehangatan dalam kalbu
Dimana jiwaku berselimutkan kasih dalam dekapan tulusnya.
Namun sayang !….sayapnya kini telah terluka dan terpotong.
Seandainya sepasang sayap cinta itu masih berada dipunggungku
Mungkin saat ini aku kan berada disampingnya
Melantunkan syair kerinduan
Mengepakkan sayap kasihnya tuk menyusuri awan keberadaannya.
Bagaimanakah caranya kulepaskan sayap derita ini?
Lihatlah aku sekarang…................
Bagaimana langit jiwaku dapat cerah kembali
Jikalau pasangan jiwaku kini menghilang
Laksana embun terpanggang surya..
Hatiku sesak kekasih!, Hatiku sesak kekasih
Kini tubuhku terhuyung bak mamanggul beban berat dipundaku
Kemana pandanganku mengarah
Tak sedikitpun ada sebuah bayang yang hadir
Selain dari bayang keberadaanmu disisiku
Sekalipun dengannya kuharus berhadapan muka dengan tangan-tangan yang
Menunjuk dan menudingku dengan pandangan hina.….
Duhai……………… betapa malam terasa panjang tanpa dirimu
Duhai ………………betapa hari terasa lama tanpa dirimu
betapa jiwa kian hampa dari hari ke hari
Laksana kain yang terkoyak
dapatkah benang kesetiaan merenda kembali tali kasih
Kini langit tertutup mendung
Wahai penguasa langit
kini cerahkanlah kembali awan yang mendung ini
sapulah kepedihan hati ku dengan warna pelangi
Apabila mendung ini masih berlangsung lama
Berikanlah secercak harapan..................?
Jangan biarkan ketakutan-ketakutan
Mengisi dalam hatiku
Teguhkanlah hati ku dari kebimbangan
Bawa, tuntun dan angkatlah jiwa ku dari kegelapan cinta
selimutilah kegelisahan ku dengan pancaran karuniaMu

Kamis, 19 Juni 2008

TAK PERNAH TERBAYANGKAN

“TAK PERNAH TERLINTAS DI HATIKU”
Sampai saat ini ku masih menyayangimu
Sampai detik ini ku masih mencintaimu
Sampai saat ini ku masih merindukanmu
Sampai saat ini ku masih menunggu rasa cintamu padaku
Tapi ku tak kuasa menahan
Rasa sakit di hati ini
Ku tak percaya kau begitu tega menghianatiku
Dulu kau begitu lembut
Tutur bahasa mu gaya mu yang
Menyilaukan mataku
Hingga aku jatuh cinta kepadamu
Sampai Apa yang kau inginkan
Kuberikan semuanya padamu
Demi mendapatkan cintamu
tak pernah terbayangkan
Dan tak pernah terlintas oleh ku
Akan beginih akhirnya.
Sayang walaupun ku tak berarti lagi untukmu
Ijinkan aku selalu untuk menyayangi.
Dan mencintaimu selamanya
By
gadib981@plasa.com – gadib98plasa.blogspot.com

Jumat, 06 Juni 2008

MANFAAT COKLAT BAGI TUBUH

PENGETAHUAN DAN WAWASAN MASYARAKAT KELURAHAN MUARA CIUJUNG BARAT TENTANG MANFAAT COKELAT BAGI TUBUH


Disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir semester mata pelajaran Metodologi Penelitian


















Disusun oleh:

Rika Haeriyah






DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN
SMAN CAHAYA MADANI BANTEN BOARDING SCHOOL
(CMBBS)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANAN TANAMAN JAHE TERHADAP SYNDROM MORNING SICKNESS

Disahkan pada tanggal 6 Juni 2008

Pembimbing,



Jubaedi, S.Pd, M.Si
NIP 132 093 412

Mengetahui,
Kepala SMAN CMBBS







Drs. H. Adin Wahyudin. M.Pd
NIP 130 815 317
KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami (penulis) panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan tuntunan-Nyalah, penulis akhirnya dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul ”Peranan Tanaman Jahe terhadap Syndrom Morning Sickness”.
Adapun karya tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Metodologi Penelitian yang dilaksanakan oleh Guru yang bersangkutan sebagai ajang penembangan kreativitas siswa/i.
Penulis menyadari terselesaikannya karya tulis ini berkat campur tangan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada :
Yang terhormat Bapak Suki Suwardi, M.Pd., selaku pembina metodologi penelitian.
Yang terhormat Bapak Jubaedi, M.Psi., selaku pembimbing dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini.
Yang terhormat Ibu Purlilaiceu, selaku pembimbing dalam menyelesaikan penulisan ini.
Yang terhormat Bapak Undang Sunandy, S.p., yang memberikan masukan dalam penentuan ide penelitian.

Penulis menyadari, dalam karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu berbagai masukan baik itu saran maupun kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini bermanfaat.

Pendeglang, 03 Maret 2008


Penulis
DAFTAR ISI


Lembar Pengesahan................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar isi.................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Batasan Masalah......................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian......................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian........................................................................................ 4
F. Hipotesis..................................................................................................... 4
Bab II Landasan Teori............................................................................................... 5
1. Jahe............................................................................................................ 5
1.1. Sejarah Singkat.................................................................................... 5
1.2. Uraian Tanaman................................................................................... 6
1.3. Kandungan dan Manfaat....................................................................... 8
1.4. Sentra Penanaman................................................................................ 10
1.5. Syarat Pertumbuhan............................................................................. 11
1.6. Pedoman Budidaya............................................................................ 12
1.7. Hama dan Penyakit............................................................................ 20
1.8. Panen.................................................................................................. 25
1.9. Pasca Panen......................................................................................... 26
2. Morning sickness................................................................................................ 29
2.1. Uraian................................................................................................ 29
2.2. Penyebab........................................................................................... 30
2.3. Gejala................................................................................................ 31
Bab III Metodologi Penelitian................................................................................ 32
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 32
B. Metode Penelitian................................................................................... 35
Bab IV Hasil dan Pembahasan..................................................................... 37
A. Hasil....................................................................................................... 37
B. Pembahasan/Analisis Data....................................................................... 37
Bab V Penutup........................................................................................... 40
A. Kesimpulan............................................................................................ 40
B. Saran...................................................................................................... 40
Daftar Pustaka........................................................................................................... 42
Lampiran................................................................................................................ .. 44



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang


Indonesia adalah Negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam khususnya sumber daya alam hayati yang amat berlimpah. Tidak kurang dari 42 ekosistem daratan dan lautan yang dapat dijumpai di negeri ini, mulai dari padang es sampai ke hutan lembap. Ada beberapa pulau di Indonesia yaitu Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Papua dan Jawa yang sebagian besar wilayahnya adalah hutan dan perkebunan. Hutan-hutan dan perkebunan-perkebunan di Indonesia mempunyai beranekaragam tumbuhan, baik yang dibudidayakan maupun yang tidak. Tetapi masyarakat belum mampu memanfaatkannya dengan optimal dan seringkali kurang memperhatikan kegunaan dan manfaat tumbuhan sekitar, seperti rempah-rempah , misalnya Jahe.

Tanaman jahe dengan nama ilmiah Zingiber Officinale telah lama dikenal dan tumbuh baik di negara kita. Jahe merupakan salah satu rempah-rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biscuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Jahe muda dimakan sebagai lalaban, diolah menjadi asinan dan acar.

Kehamilan adalah sesuatu hal yang membahagiakan khususnya bagi pasangan suami istri. Rasanya sangat istimewa, ketika kita mengetahui bahwa didalam rahim kita ada sesosok benih buah hati kita yang sedang tumbuh dan menunggu saat dilahirkan ke dunia. Tetapi tidak semua wanita dapat mengatasi saat-saat kehamilan. Masalahnya, pada masa kehamilan, khususnya bulan pertama, banyak keluhan yang dialami calon ibu,. Diantaranya adalah keluhan mual muntah, atau yang biasa disebut morning sickness.

Selain berguna untuk bumbu dapur, Jahe juga sangat berguna bagi kesehatan tubuh manusia. Menurut Dr. Francesca Borelli dari University of Naples Frederico di Italia, "Jahe bisa menjadi terapi yang efektif untuk mengatasi rasa mual dan muntah dalam kehamilan".

Menurut sebuah ulasan yang dipublikasikan oleh jurnal Obstetrics & Gynecology, jahe dapat membantu para wanita hamil yang mengalami morning sickness tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di dalam kandungannya. Wanita hamil yang mengkonsumsi jahe tidak mengalami gangguan dalam kehamilannya, demikian dilaporkan oleh para peneliti di dalam jurnal tersebut.

Dalam sebuah penelitian lainnya yang melibatkan 246 wanita, jahe selalu mengungguli placebo dalam mengatasi mual dan muntah, bahkan pada wanita yang mengalami morning sickness berat yang disebut hyperemesis gravidarum.

Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris yang menunjukkan jahe efektif mengurangi mual bahkan mual yang timbul setelah operasi caesar.

Pada penelitian terbaru, para partisipan secara acak diberikan kapsul yang mengandung 350 mg jahe atau 25 mg vitamin B6 sebanyak tiga kali sehari selama tiga minggu. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa jahe sama efektifnya dengan vitamin B6 dalam mengatasi rasa mual dan muntah. Gejala morning sickness dapat diatasi pada lebih dari separuh jumlah wanita dalam setiap kelompok tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong melakukan penelitian dengan melakukan studi pustaka dan berniat untuk menuliskan sebuah karya ilmiah dengan mengangkat topik kegunaan tumbuhan jahe terhadap rasa mual pada ibu hamil (morning sickness).


B. Pembatasan Masalah

Pada penelitian Karya Ilmiah ini penulis membahas mengenai pengaruh zat-zat yang terkandung dalam tanaman jahe terhadap ibu hamil, khususnya rasa mual yang dirasakan ibu hamil pada masa kehamilan (morning sickness). Disini penulis juga membahas tentang Jahe secara spesifik, mulai dari awal penanaman sampai pascapanen Jahe tersebut.


C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh zat-zat yang terkandung pada tanaman Jahe terhadap rasa mual pada masa kehamilan ( morning sickness ) ?
2. Adakah perubahan yang terjadi pada rasa mual yang dirasakan ibu hamil setelah diberikan perlakuan dengan mengkonsumsi tanaman Jahe ?


D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh bentuk zat-zat yang terkandung pada tanaman Jahe terhadap rasa mual yang dirasakan ibu hamil pada masa kehamilan (morning sickness).
2. Untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi ibu hamil tersebut sebagai dampak dari perlakuan yang diberikan.


E. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan di atas, manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan bahwa hasil penelitian dapat dijadikan acuan bagi masyarakat, khususnya ibu hamil untuk mengendalikan rasa mual pada masa kehamilan (morning sickness) .


F. Hipotesis

Dari landasan teori yang ada, maka penulis memperkirakan bahwa:
1. Tanaman Jahe dapat menghilangkan rasa mual pada masa kehamilan atau yang lazim disebut morning sickness.
2. Hilangnya rasa mual pada masa kehamilan disebabkan oleh zat-zat yang terkandung di dalam tanaman Jahe.

BAB II
LANDASAN TEORI


1. Jahe

1.1. Sejarah Singkat

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional.

Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain.

Jahe dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Ginger. Bengali, Jeung, Ciang, atau Jiang dalam bahasa Cina, Zenzero dalam bahasa Italia, dan Jengibre dalam bahasa Spanyol. Di beberapa daerah di Indonesia juga dikenal dengan sebutan Aliah (Sumatra), Jahi (lampung), Jae (Jawa, sasak), Jhai (Madura), Cipakan (Bali), Sipados (Kutai), halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahe (Sunda), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dan Pese (Bugis).

Zingiber officinale merupakan tumbuhan herba menahun yang tumbuh liar di ladang-ladang berkadar tanah lembab dan memperoleh banyak sinar matahari. Batangnya tegak, berakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. Tumbuhan semak berbatang semu ini tingginya bisa mencapai 30 cm - 1 m. Rimpang jahe berkulit agak tebal membungkus daging umbi yang berserat dan berwarna coklat beraroma khas. Bentuk daun bulat panjang dan tidak lebar. Berdaun tunggal, berbentuk lanset dengan panjang antara 15 - 28 mm. Bunganya memiliki 2 kelamin dengan 1 benang sari dan 3 putik bunga. Bunga ini muncul pada ketiak daun dengan posisi duduk. Biasanya jahe di tanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (daerah subtropis & tropis) di ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Akarnya akar serabut.

1.2. Uraian Tanaman
Berikut adalah beberapa uraian mengenai tananman Jahe:
1.2.1. Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale

1.2.2. Deskripsi Tanaman

Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2 cm.

1.2.3. Jenis Tanaman

Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :

a) Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.

b) Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.

c) Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil, sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
Jahe Merah Jahe Putih




1.3. Kandungan dan Manfaat Tanaman

Menurut Farmakope Belanda, Zingiber Rhizoma (Rhizoma Zingiberis- akar jahe) yang berupa umbi Zingerber officinale mengandung 6% bahan obat-obatan yang sering dipakai sebagai rumusan obat-obatan atau sebagai obat resmi di 23 negara. Menurut daftar prioritas WHO, jahe merupakan tanaman obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia. Di negara Malaysia, Filipina dan Indonesia telah banyak ditemukan manfaat therapeutis. Sejak dulu Jahe dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan lainnya.

Rimpang jahe mengandung minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren, kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol ( misalnya di bagian-bagian merah), zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A, B1, C dan protein. Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Minyak ini kebanyakan mengandung terpen, fellandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen yang dinamakan zingiberen, zingeron damar, dan pati.

Menurut data dari Bagian Riset dan Pengembangan PT Sido Muncul, jahe mengandung satu sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman berasal. Kandungan utamanya yaitu zingiberene, arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene.

Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan. Jahe berguna sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala. Jahe segar yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai obat luar untuk sebagai obat mulas. Rasa dan aromanya pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat. Minyak atsirinya bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri. Air perasan umbinya (akar tongkat) digunakan untuk penyakit katarak. Pada umumnya jahe dipakai sebagai pencampur beberapa jenis obat yaitu sebagai obat batuk, rnengobati Iuka luar dan dalam ,melawan gatal (umbinya ditumbuk haIus), untuk mengobati gigitan ular, dan untuk mengobati rasa mual baik dalam perjalanan maupun pada masa kehamilan.

Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual dan kembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabuk udara, atau mabuk laut) bahkan pada beberapa buku teks pengobatan menganjurkan wanita hamil agar mengkonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selama kehamilan.

1.4. Sentra Penanaman

Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan (India) dan RRC, kini ditemukan di wilayah tropis dan subtropis, contohnya di Indonesia. Tanaman Jahe biasanya ditanam di daerah beriklim panas, terutama di tanah gembur, kering dan subur. Jahe yang amat baik dihasilkan di Jamaika, Sri Langka dan Cina.

Tanaman Jahe terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.

1.5. Syarat Pertumbuhan

Terdapat beberapa faktor-faktor atau syarat-syarat yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jahe:

1.5.1. Iklim
a.) Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
b.) Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
c.) Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35oC.

1.5.2. Media Tanam
a.) Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.
b.) Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.
c.) Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4.

1.5.3. Ketinggian Tempat
a) Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m dpl.
b) Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.

1.6. Pedoman Budidaya
Pedoman-pedoman pembudidayaan untuk tanamna jahe, antara lain:
1.6.1. Pembibitan

a) Persyaratan Bibit
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologi (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
Ø Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
Ø Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
Ø Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.

b) Teknik Penyemaian Bibit
Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan. Berikut ini macam-macam penyemaian bibit tanaman Jahe:
Ø Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu.

Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu, bibit jahe tersebut sudah disemai.
Ø Penyemaian pada bedengan
Pertama, buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton. Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami.

Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.

c) Penyiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.

1.6.2. Pengolahan Media Tanam
Berikut langkah-langkah pengelohan tanaman jahe:
a) Persiapan Lahan
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur.

b) Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.

c) Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.

d) Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, terutama fosfor (P) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp.

Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji. Berikut pengaruh kondisi tanah berdasarkan derajat keasaman terhadap penggunaan dolomit:
Ø Derajat keasaman <> 10 ton/ha.
Ø Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha.
Ø Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.

1.6.3. Teknik Penanaman
Teknik-teknik penanaman tanaman jahe dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a) Penentuan Pola Tanaman
Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi dan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
Ø Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga.
Ø Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
Ø Meningkatkan produktivitas lahan.
Ø Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Praktek di lapangan, ada jahe yang ditumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti mentimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.

b) Pembuatan Lubang Tanam
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit.

c) Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan.

d) Perioda Tanam
Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya.

1.6.4. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan atau langkah-langkah pemeliharaan tanaman jahe dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan untuk melihat rimpang yang mati. Bila demikian harus segera dilaksanakan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar.

b) Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.

c) Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah.

Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air.

Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.

d) Pemupukan
Jenis-jenis pemupukan pada tanaman jahe antara lain:
Ø Pemupukan Organik
Pada pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik atau pupuk kandang lebih sering dilakukan dibandingkan kita menggunakan pupuk buatan.
Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan.

Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lubang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan.
Ø Pemupukan Konvensional
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha.

Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.

e) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September.

f) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk disemai dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan Jahe.

1.7. Hama dan Penyakit

1.7.1. Hama
Hama yang dijumpai pada tanaman jahe adalah:
a) Kepik, menyerang daun tanaman hingga berlubang-lubang.
b) Ulat penggerek akar, menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati.
c) Kumbang.





Kepik Ulat penggerek akar Kumbang
1.7.2. Penyakit
Penyakit yang dijumpai pada tanaman jahe adalah:
a) Penyakit layu bakeri
Gejala:
Mula-mula helaian daun bagian bawah melipat dan menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Bila diperhatikan, rimpang yang sakit itu berwarna gelap dan sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan.

Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan dan yang paling berpengaruh adalah faktor suhu udara yang dingin, genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab.
Pengendalian:
Ø Jaminan kesehatan bibit jahe;
Ø Karantina tanaman jahe yang terkena penyakit;
Ø Pengendalian dengan pengolahan tanah yang baik;
Ø Pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%).

b) Penyakit busuk rimpang
Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20-25OC dan terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.
Gejala:
Daun bagian bawah yang berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.
Pengendalian:
Ø Penggunaan bibit yang sehat;
Ø Penerapan pola tanam yang baik;
Ø Penggunaan fungisida.

c) Penyakit bercak daun
Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk melalui luka maupun tanpa luka.
Gejala:
Pada daun yang bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yang terserang bisa mati.
Pengendalian:
Baik tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-cara yang dijelaskan di atas.

1.7.3. Gulma
Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.

1.7.4. Pengendalian hama/penyakit secara organik
Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:
a) Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman.
b) Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami.
c) Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
d) Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
e) Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.
f) Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen ma maupun pada tanah.
Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan atas kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
Ø Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
Ø Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
Ø Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
Ø Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
Ø Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
Ø Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.



Piretrum Tuba Serangga Aphids

1.8. Panen

1.8.1. Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.

Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang mengering.

1.8.2. Cara Panen
Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.

1.8.3. Periode Panen
Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.

1.8.4. Perkiraan Hasil Panen
Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe biasa atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.

1.9. Pasca Panen
Langkah-langkah yang dilakukan pasca panen antara lain:
1.9.1. Penyortiran Basah dan Pencucian
Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian.
Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit.
Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.

1.9.2. Perajangan
Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.

1.9.3. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. Pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk.
Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata, lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi.
Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC - 60oC. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan.

1.9.4. Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini.

1.9.5. Pengemasan
Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.

1.9.6. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.


2. Morning Sickness

2.1. Uraian

Perasaan tidak enak atau mual-mual di pagi hari yang umumnya dialami wanita hamil disebut morning sickness. Istilah ini disebut juga ngidam karena rasa mual jadi mendingan bila wanita hamil yang mengalaminya mengonsumsi makanan yang enak untuk perutnya.

Setiap wanita hamil akan memiliki tingkat derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum).

Morning sickness atau rasa mual dan muntah biasanya terjadi pada masa 3 bulan awal kehamilan (trimester pertama kehamilan). Morning sickness biasanya terjadi pada saat bangun tidur karena kadar gula darah menjadi rendah setelah satu malam tanpa makanan.

Laporan menunjukkan bahwa separuh dari wanita hamil mengalami mual dan mulai makanan tertentu saja. Hal ini karena adanya peningkatan hormonal,dan kadang muntah yang lazim disebut morning sickness membuat aktivitas perempuan hamil sangat terganggu.

2.2. Penyebab

Meskipun belum diketahui penyebabnya, mual muntah dalam masa kehamilan berhubungan dengan perubahan kadar hormonal dalam tubuh wanita hamil. Ketika wanita hamil maka akan terjadi peningkatan kadar Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta (ari-ari). Hormon ini berfungsi untuk menjaga kecukupan produksi hormon estrogen dan progesteron dari indung telur, yang berdampak pada kehamilan agar sehat dan lancar.

Menurut dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG, Morning sickness terjadi karena calon janin mengeluarkan hormon Beta HCG (Human Chorionic Hormon) yang menimbulkan, antara lain, rasa mual yang munculnya di pagi hari. Ini karena sepanjang malam ibu hamil kurang minum, sehingga tidak buang air kecil. Akibatnya, Beta HCG dalam darah tidak dibuang dan meningkat jumlahnya, sehingga menimbulkan rasa mual.

Menurut ensiklopedia, rasa mual pada ibu hamil (morning sickness) disebabkan oleh:
Ø Peningkatan pada tingkat sirkulasi hormon estrogen. Hormon estrogen bisa meningkat 100 kali lipat selama masa kehamilan.
Ø Rendahnya kadar gula darah selama masa kehamilan.
Ø Meningkatnya Hormon Chorionic Gonadotropin.

Namun selain itu, hormon ini diduga berefek menimbulkan mual dan muntah terlebih pada tiga bulan kehamilan (trimester pertama) dan akan turun kembali setelah bulan keempat. Oleh karena itu mual muntah ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah memasuki bulan keempat. Disamping hormon HCG ini, hormon estrogen dianggap juga turut menjadi penyebab mual muntah pada wanita hamil.

2.3. Gejala

Mual muntah dalam masa kehamilan adalah suatu yang normal dan berlangsung hanya pada trimester pertama, namun terkadang timbul mual muntah yang sangat parah yang disebut Hiperemesis Gravidarum . Tanda - tandanya adalah sebagai berikut :
a) Berat badan turun 2,5 s/d 5 kg atau lebih selama trimester pertama.
b) Tidak dapat menelan makanan atau minuman apapun selama 24 jam terakhir.
c) Air kencing berwarna kuning sangat gelap atau tidak kencing selama 8 jam terakhir.
d) Muntah sangat sering kadang bisa setiap jam atau lebih.
e) Mual sangat hebat sehingga selalu muntah saat makan.
Menurut ensiklopedi, gejala-gejala morning sickness biasanya meningkatnya sensitivitas terhadap bau dan meningkatnya frekuensi buang air besar.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian

Salah satu jenis penelitian ditinjau dari tingkat eksplanasinya adalah penelitian deskriptif (Sugiyono: 2006, 5).

I. Pengertian Penelitian Deskripsi
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.
Furchan (2004) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.

II. Karakteristik Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) bahwa:
1) Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan objektivitas, dan dilakukan secara cermat;
2) Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan; dan
3) Tidak adanya uji hipotesis.

III. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu:
1) Studi kasus, yaitu suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti.
Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
2) Survei, studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu.
Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survei sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.
3) Studi perkembangan, studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-sectional.
4) Studi tindak lanjut, yakni studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
5) Analisis documenter, studi ini sering juga disebut analisis isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
6) Analisis kecenderungan, yakni analisis yang digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
7) Studi korelasi, yaitu jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.

Jenis penelitian deskriptif menurut Sugiyono dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu:

1) Apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka disebut penelitian deskriptif kualitatif;
2) Apabila dilakukan analisis data dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka disebut deskriptif asosiatif; dan
3) Apabila dalam analisis data dilakukan pembandingan maka disebut deskriptif komparatif.

Dengan landasan diatas, penulis terdorong untuk memakai jenis penelitian deskriptif dalam penelitiannya.


B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut Jujun S. Suriasumantri (1978) metode keilmuan ini merupakan suatu gabungan antara pendekatan rasional dan empiris . Pendekatan rasional memberikan kerangka berfikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran. Salah satu jenis metode penelitian adalah metode Library Research.

Library Research (metode kepustakaan) adalah penelitian yang bersifat mencari data yang bersifat teoritis, baik dari sumber buku-buku maupun sumber lainnya yang mendukung terhadap penelitian tersebut.

Dengan landasan pernyataan diatas dan melihat pada jenis penelitian yang digunakan (penelitian deskriptif), penulis terdorong untuk memakai metode penelitian Library Research dalam penelitiannya.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
a. Perbandingan Fisik secara Umum
Ø Ibu yang tidak mengkonsumsi jahe ketika mengalami morning sickness
Ibu yang tidak mengkonsumsi obat tradisional jahe ketika mengalami morning sickness pada masa kehamilannya mengalami rasa mual yang sangat tinggi, tubuh selalu lemas, tingginya frekuensi muntah, dan akan berpengaruh pada psikologi. Sang Ibu akan mengalami tingkat kemalasan yang tinggi, lebih sensitif (mudah marah), serta gajala susah makan dan tidur.
Ø Ibu yang mengkonsumsi jahe ketika mengalami morning sickness
Ibu yang mengkonsumsi obat tradisional jahe ketika mengalami morning sickness pada masa kehamilannya mengalami sensasi rasa segar pada tubuh dan tingkat mualpun tidak terlalu tinggi serta frekuensi muntahpun hanya sesekali saja.

B. Pembahasan/Analisis Data

Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis dapat melihat bahwa antara ibu hamil yang tidak mengkonsumsi jahe ketika mengalami morning sickness dengan Ibu hamil yang mengkonsumsi jahe ketika mengalami mornig sickness memiliki perbedaan. Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi jahe ketika mengalami morning sickness pada masa kehamilannya mengalami rasa mual yang sangat tinggi, tubuh selalu lemas, tingginya frekuensi muntah, dan akan berpengaruh pada psikologi sang Ibu. Sedangkan Ibu hamil yang mengkonsumsi jahe ketika mengalami morning sickness pada masa kehamilannya dapat beraktivitas dengan baik, dan sang Ibu merasakan sensasi rasa segar pada tubuh dan tingkat mualpun tidak terlalu tinggi serta frekuensi muntahpun hanya sesekali saja.

Jahe yang ber-
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Mengandung minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren, kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol ( misalnya di bagian-bagian merah), zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A, B1, B6, C dan protein. Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Minyak ini kebanyakan mengandung terpen, fellandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen yang dinamakan zingiberen, zingeron damar, dan pati.

Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan (pati, zingeberin, zingeberol). Jahe berguna sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala(vitamin A). Jahe segar yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai obat luar untuk sebagai obat mulas (minyak atsiri, damar, mineral sireol). Rasa dan aromanya pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat. Minyak atsirinya bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri. Air perasan umbinya (akar tongkat) digunakan untuk penyakit katarak. Pada umumnya jahe dipakai sebagai pencampur beberapa jenis obat yaitu sebagai obat batuk, rnengobati luka luar dan dalam, melawan gatal (umbinya ditumbuk halus), untuk mengobati gigitan ular, dan untuk mengobati rasa mual baik dalam perjalanan maupun pada masa kehamilan atau biasa disebut morning sickness (minyak atsiri, asam aminos, vitamin B dan Vitamin B6).

Morning sickness (rasa mual pada ibu hamil) biasanya disebabkan oleh:
Ø Peningkatan pada tingkat sirkulasi hormon estrogen. Hormon estrogen bisa meningkat 100 kali lipat selama masa kehamilan.
Ø Rendahnya kadar gula darah selama masa kehamilan.
Ø Meningkatnya Hormon Chorionic Gonadotropin.

Morning sickness bisa diobati dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat yang bisa mengeluarkan atau menurunkan kadar hormon chorionic gonadotropin yang menumpuk pada Ibu yang sedang hamil pada masa kehamilan trimester pertama (3 bulan pertama). Zat atau vitamin yang bisa merangsang HCG untuk keluar dari tubuh melalui saluran eksresi diantaranya vitamin B6, minyak atsiri, asam aminos dan vitamin B. Zat-zat atau vitamin tersebut terkandung dalam tanaman jahe. Oleh karena itu, Ibu hamil yang menkonsumsi jahe tidak begitu merasakan gejala morning sickness karena jahe mengandung zat atau vitanin yang dapat merangsang HCG untuk keluar dari tubuh.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian deskriptif dan Library Research, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa jahe yang mengandung minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren, kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol ( misalnya di bagian-bagian merah), zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A, B1, B6, C dan protein, dextrokamfen dapat berpengaruh dalam mengurangi syndrom morning sickness (rasa mual yang terjadi pada masa kehamilan) pada masa kehamilan, khususnya minyak atsiri, vitamin B6, asam aminos dan vitamin B yang dapat merangsang Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) keluar dari tubuh melalui saluran eksresi.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, untuk menghilangkan atau mengurangi rasa mual pada masa kehamilan, maka penulis menghimbau agar :

Ø Jangan takut sering buang air kecil, karena buang air kecil sangat dibutuhkan untuk membuang Beta HCG.
Ø Mengkonsumsi biskuit dan buah-buahan kering semacam kismis, prunes, dan apel. Buah-buahan kering ini mengandung glukosa dan serat tinggi, sehingga melancarkan buang air.
Ø Tidur bukanlah cara tepat menghilangkan mual, karena aliran darah jadi tidak lancar, sehingga buang airpun terganggu.
Ø Mengkonsumsi jahe, baik dalm kapsul obat jahe, teh jahe, jahe tumbuk, maupun bandrek (minuman yang terbuat murni dari jahe).
Ø Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.
Ø Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual anda.
Ø Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat.
Ø Istirahat dan relax akan sangat membantu anda mengatasi rasa mual muntah. Karena bila anda stress hanya akan memperburuk rasa mual anda.
Ø Menghindari makanan berbau tajam, asap rokok atau parfum yang berbau menyengat yang dapat menjadi pemicu mual muntah.
Ø Beberapa suplemen makanan dapat membantu mengurangi mual muntah seperti minuman jahe atau vitamin B6.
Ø Jangan segera berbaring setelah makan, sebaiknya duduk tegak selama beberapa saat agar tidak kembung atau mual.
Ø Hindari banyak minum saat makan, tunggulah 30 menit setelah makan baru minum air. Di luar waktu makan Anda diharapkan untuk minum lebih banyak.
Ø Konsultasi ke dokter kandungan Anda jika mual muntah masih berlanjut.




DAFTAR PUSTAKA


Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Anonimous. 1999. Mengenal Budidaya Jahe dan Prospek Jahe. Jakarta: Koperasi Daar El-Kutub
----------. 1999. Ekspor Jahe Terbentur Musim. Jakarta: Info Agribisnis Trubus
----------. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Holtikultura. Yogyakarta: Kanisius
Paimin, FB. 1999. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Jakarta: Penebar Swadaya
Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Santoso, HB. 1994. Jahe Gajah. Yogyakarta: Kanisius
Yoganingrum, A. 1999. Paket Informasi Teknologi Budidaya dan Pasca Panen. Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-LIPI
Paimin F.B., Murhananto. 1998. Budidaya Pengolahan Perdagangan Jahe. Jakarta:Penebar Swadaya

Majalah :
Courtesy of Pregnancy & Birth. Edisi 23 Mei 2007

Internet/Websites :
www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=16 - 27k
www.weddingku.com/communitydetail.asp?articleID=1002751&articleCategoryID=1000152
www.info-sehat.com/news.php?nid=703 - 14k
www.ayahbunda-online.com/info_ayahbunda/info_detail.asp?id=pengalaman&info_id=215
www.gallery.bayisehat.com




































Lampiran


GLOSARIUM

Bedengan : gundukan tanah yang biasa digunakan untuk menanam tanaman yang tak berbatang tinggi.
Terna : lapisan pelepah; seperti pada pisang.
Penyulingan : proses penguapan pada tanaman dengan cara perebusan.
Peluruh : penyembuhan.
Penyemaian : penguburan tanaman sebelum ditanam di areal pertanaman agar tanaman tidak mengalami kematian dan lebih siap untuk ditanam.
Larutan fungisida : larutan berupa racun yang diberikan kepada tanaman agar tidak tumbuh jamur.
Fusarium sp. : penyakit yang ditimbulkan oleh jamur dengan ciri-ciri jahe berjelaga hitam.
Pythium sp. : busuk pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri.
Pengapuran : upaya menetralisir keasaman tanah dengan cara memberikan kapur pertanian.
Monokultur : penanaman tanaman sejenis pada satu lahan.
Tumpangsari : penanaman tanaman dengan mencampurkan dengan tanaman lain yang saling menguntungkan.
Penyulaman : upaya penanaman kembali bibit tanaman yang mati; menggantinya dengan bibit tanaman yang hidup.
Penyiangan : upaya pembersihan hama atau gulma tanaman.
Pupuk sisipan : pupuk anorganik yang diberikan kepada tanaman untuk menambah kesuburan tanah.
Herbisida : racun yang berfungsi untuk membunuh gulma atau rumpun pengganggu.
Residu toksik : penumpukan racun tertentu pada organ tubuh tanaman yang berakibat fatal pada waktu tertentu.
Larvasida : pestisida pembunuh larva serangga.
Sortasi : upaya pengklasifikasian tanaman berdasarkan ukuran tanaman tersebut.
Perajangan : upaya pemotongan rimpang untuk mempermudah pengepakan.

Selasa, 03 Juni 2008

SERAUT WAJAH

SERAWUT WAJAH

SERAUT WAJAH LELAKI TAMPAN
TELAH MEMBUAT HATIMU BIMBANG
HINGGA KAU LUPA - LUPA PADAKU
RUPA NYA DIA JADI PENYEBAB
SENYUM MANIS MU KATA MESRAMU
PERHATIAN MU
TIADA LAGI SEPERTI DULU
TIADA KU SANGKA TIADA KU DUGA SEMUDAH ITU
KAU DAPAT BERUBAH HANYA KARENA WAJAAAH
SOBAT DENGARLAH CUKUP AKU SAJA
YANG TELAH KAU BUAT KECEWA
BAHAGIALAH KAU BERSAMANYA
JANGAN HIRAUKAN AIR MATA KU
BERLINANG SAHYDU SETIAP WAKTU

Senin, 02 Juni 2008

PERAN SERTA GURU DAN PROBLEMANYA

PERAN SERTA GURU DAN PROBLEMANYA

MENUJU

MURID YANG BERMUTU DI TINGKAT SD

( Disusun dalam rangka Lomba Guru Berprestasi TK. Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang 2008 )




Disusun Oleh :

Nama : Hj. Nurhasanah

NIP : 131 718 860

Tahun 2008

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’alla. Bahwa saya sampai saat ini masih diberi umur panjang dan kesehatan sehingga saya mampu belajar membuat makalah ini.

Adapun makalah ini saya buat semata – mata karena melaksanakan salah – satukewajiban dalam rangka mengikuti Lomba Guru Berprestasi, tingkat Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang.

Ucapan terimakasih.

  1. Keluarga
  2. Ibu Kepala Sekolah SDN Saruni 2
  3. Bapak dan Ibu Pengawas TK / SD Kec. Majasari
  4. Rekan – rekan Guru SDN Saruni 2

Yang membantu langsung maupun secara tidak langsung

Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari sepenuhnya bahwa materi maupun penyajian nya masih jauh dari kesempurnaan. Namun saya berharap makalah ini dapat digunakan sebagai acuan mengajar apabila ada yang berguna dan dilupakan apabila ada yang salah.

Akhirnya dengan segala kekurangan mohon kiranya team penilai memberikan saran dan kritik serta masukan agar saya kedepannya lebih baik lagi.

Pandeglang, 1 April 2008

Penulis

Hj. Nurhasanah

NIP. 131 718 860

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ........ i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Identifikasi................................................................................................... 1

1.3 Permasalahan............................................................................................... 1

1.4 Tujuan dan Kegunaan.................................................................................. 1

1.5 Sistematika.................................................................................................. 2

BAB II ISI

2.1 Tujuan Pendidikan Dasar............................................................................. 3

2.2 Pendidikan Bermutu Adalah Dambaan Setiap Orang..................................... 4

BAB III KENDALA – KENDALA YANG MENYEBABKAN

.............. MUTU PENDIDIKAN KITA TIDAK MENINGKAT.

3.1 Sejauh Manakah Peran Serta Guru Didalam Proses

..... Pendidikan di Tingkat SD Agar Tercipta Murid Yang Bermutu ?................... 5

3.2 Bagaimana Guru yang Sejahtera Itu ?........................................................... 5

BAB IV MENUJU PENDIDIKAN YANG BERMUTU DI

TINGKAT SEKOLAH DASAR.

4.1 Pentingnya Mengetahui Minat dan Bakat Anak di

..... Tingkat Sekolah Dasar................................................................................. 8

4.2 Menciptakan Lingkungan Didalam Kelas Yang ........................................... 11

..... Merangsang Belajar Kreatip

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan................................................................................................. 13

5.2 Saran – saran.............................................................................................. 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan seorang guru dalam mendidik dan mengajar peserta didiknya adalah merupakan suatu kebanggaan bagi seorang guru, untuk dapat mewujudkan harapan seorang guru ada beberapa pihak yang harus berperan serta agar keberhasilan tersebut sesuai dengan harapan dan tujuannya.

Pendidikan disekolah dari mulai anak masuk jam sekolah SD sampai pulangnya, merupakan tanggung jawab guru, sedangkan pendidikan dirumah merupakan tanggung jawab orangtua. Namun pemisahan ini tidak menjadi mutlak karena antara orangtua dan guru harus mengetahui perkembangan anak bagaimana dirumah bagi guru dan bagaimana di sekolah bagi orang tua.

1.2 Identifikasi

Sebagaimana di uraikan dilatar belakang terjadi juga pada murid SD.

- Sejauh manakah. Peran serta guru dalam memproses anak didiknya agar menjadi murid yang bermutu ?

- Apakah orang tua murid ikut berperan kedalam proses belajar mengajar ?

- Apa yang menyebabkan guru tidak bergairah menghadapi pekerjaannya ?

- Apa yang menyebabkan murid males menghadapi pelajarannya ?

1.3 Permasalahan

Hal yang menjadi pokok permasalahan di SD yang berkaitan dengan proses belajar mengajar adalah pertama berasal dari lingkungan anak didik ketiga dari peran serta orangtua. Keempat adalah minat dan bakat anak itu sendiri.

1.4 Tujuan dan Kegunaan

Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Pandeglang yang ke 134 Dinas UPT Kec. Majasari yang baru saja terbentuk ingin menunjukan kemampuan para personilnya dibidang pendidikan, maka diadakanlah Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang. Yang bertujuan merangsang kreativitas para guru yang ada di Kecamatan Majasari tersebut untuk lebih giat dan kreatif dalam melaksanakan kewajibannya.

Dari jaman ke jaman, periode ke periode, problem pendidikan di negara kita selalu bertambah, berubah dan berganti, baik secara teori, metode, sistem dan sebagainya. Yang serta merta mengikutsertakan tenaga pengajar Guru harus lebih berkreativitas, dan jasanya tidak boleh dianggap sepele. Jangan katakan, guru tidak punya kekuatan karena guru bertindak bukan dengan fisiknya tapi dengan otaknya yang cerdas, maka guru tetap bekerja walaupun perjalanannya tidak diperhatikan sempurna. Namun dengan pena dan bukunya guru tetap mencatat rentetan perjalanannya menghantar anak bangsa ini secara turun temurun menuju kecerdasan.

1.5 Sistimatika

Bab II Berkaitan dengan tujuan Pendidikan Dasar dan dambaan semua kalangan masyarakat terhadap pendidikan bermutu.

Bab III. Berkaitan kendala – kendala yang menyebabkan mutu pendidikan kita tidak meningkat dan peran serta guru terhadap proses pendidikan.

Bab IV. Berkaitan dengan pendidikan bermutu di SD yang mempunyai jalinan erat dengan minat, bakat, kreativitas anak serta lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas anak dalam proses belajar di sekolah.

BAB II

ISI

TUJUAN PENDIDIKAN DASAR

Dalam GBHN ditetapkan bahwa tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa. Dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan nalar keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan pendidikan SD dapat diartikan sebagai proses membimbing, mengajar melatih peserta didik yang berusia antara 6 – 13 tahun. Untuk membekali bekal kemampuan dasar dalam aspek intlektual, sosial dan personal sesuai dengan karakteristik perkembangannya, sehingga anak dapat melanjutkan pendidikan di SLTP atau yang sederajat.

Tujuan pendidikan di SD mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai menusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya. Pembinaan pemahaman dasar dan seluk beluk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai landasan untuk belajar pada jenjang pendidikan lebih tinggi dan hidup dalam masyarakat.

Tujuan oprasional di SD yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP.

Dari beberpaa tujuan pendidikan yang penulis paparkan diatas, betapa jelas dan banyak fungsi serta kegunaannya bagi kehidupan semua orang Indonesia, karena SD merupakan Lembaga Pondasi sehingga arah dan tujuannya jelas tetapi untuk melaksanakan dan mempraktikan tujuan – tujuan tersebut bukanlah hal yang mudah. Maka penulis akan mencoba mempaparkan bagaimanakah peran serta guru peran serta orang tua, lingkungan masyarakat terhadap pendidikan di lingkungan SD ?, sehingga hasil yang di dapat bermutu dan berkuwalitas.

Pendidikan Bermutu Adalah Dambaan Setiap orang

Pendidikan dalam sejarah peradaban anak manusia salah satu koponen kehidupan yang paling urgent. Aktifitas ini telah dan akan terus berjalan semenjak manusia pertama di dunia sampai akhir kehidupannya di muka bumi ini. Bahkan kalau ditarik mundur lebih jauh lagi, maka kita akan dapatkan bahwa pendidikan telah berproses semenjak Allah SWT, Menciptakan manusia pertama yaitu Adam AS. DI sorga dimana Allah SWT telah mengajarkan kepada beliau semua nama – nama yang oleh para malaikat belum dikenal sama sekali ( Q.S Al – BaQoroh : 31 – 33 ).

Pendidikan yang bermutu adalah dambaan setiap orang. Dengan penyelenggaraan pendidikan yang baik diharapkan mutu yang diperoleh pun akan baik diharapkan mutu yang diperoleh pun akan baik. Namun lagi – lagi bicara mengenai kwalitas guru tidak semudah mengucapkannya, tidak semudah membalikan telapak tangan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah pada setiap jenjang dan satuan Pendidikan. Diantaranya adalah melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kopetensi guru usaha lain juga dilakukan seperti pengadaan buku perbaikan sarana dan prasarana. Namun sebagai indicator mewujudkan bahwa mutu pendidikan masih belum meningkat secara signifikan.

Setelah membaca penjelasan diatas berarti bukan hanya kwalitas guru dan sarana. Serta prasarana saja yang perlu diperhatikan. Tetapi banyak faktor lain yang menjadi kendala terhadap mutu pendidikan kita. Maka dari itu ke bab berikutnya penulis akan mencoba memaparkan hal – hal dan faktor – faktor yang menjadikan proses pendidikan kita. Tidak meningkat dan tentu saja pemaparan yang di jelaskan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan penulis sebagai guru SD.

BAB III

KENDALA – KENDALA YANG MENYEBABKAN MUTU PENDIDIKAN KITA TIDAK MENINGKAT

Sebagimana ditulis dalam bab terdahulu, bahwa berbagai pelatihan dan sarana bagi guru dan sekolah diadakan, tetapi pendidikan di negara kita masih belum menuju perbaikan yang signifikan.

Menurut budi Raharjo ( 2003 : 4 ) ada 3 hal yang pokok yang menyebabkan mutu pendidikan kita tidak mengalami peningkatan.

1. Kebijakan dan penyelenggaraan Pendidikan Nasional menggunakan pendekatan yang menganggap bahwa apabila pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana Pendidikan lainnya terpenuhi maka hasil pendidikan yang dikehendaki otomatis terwujud.

2. Penyelengaraan pendidikan nasional secara Birokratis Sentralistis. Sehingga menempatan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang, dan kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah. Artinya sekolah tidak mempunyai motivasi dan inisiatip untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya. Akhirnya mutu pendidikan ini juga tidak tercapai.

3. Peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim, partisipasi masyarakat pada umumnya bersifat materil, padahal seharusnya masyarakat pun ikut andil dalam menentukan kemajuan pendidikan malalui proses pendidikan masyarakat juga mempunyai kepentingan dengan mutu pendidikan.

Sejauh Manakah Peran Serta Guru Di Dalam Proses Pendidikan Di SD Agar Tercipta Murid Yang Bermutu

Menjadi seorang guru tidaklah mudah, apabila kalau kita ingin menjadikan peserta anak didik kita menjadi peserta yang bermutu dan berkwalitas.

”Guru juga manusia,, punya rasa punya hati” itu adalah sepenggal syair lagu yang dinyanyikan candil salah seorang penyanyi rock, yang kata – katanya oleh penulis dirubah agar nyambung terhadap propesi kita.

Sebagai manusia biasa seorang guru tentunya tidak jauh dari kehidupan duniawi, dengan gaji yang didapatkannya. Setiap bulan para guru tetap ikhlas menerima walaupun dalam hati setiap guru pasti akan berkecamuk berbagai pertanyaan bagaimanakah ? diapakan ? agar seorang guru bisa hidup layak di tengah masyarakat yang sekarang serba mahal ini.

Dalam keadaan demikian akankah guru bisa melaksanakan propesinya dengan baik ?, apakah ilmu yang di informasikan kepada peserta didiknya bermutu atau berkwalitas.?

Penulis masih meyakini bahwa guru mempunyai andil yang sangat besar bagi keberhasilan mutu pendidikan dan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan hidupnya. Mengapa demikian ? karena penulis meyakini hal itu. Manusia mahluk yang lemah dalam perkembangannya membutuhkan orang lain sejak dilahirkan sampai meninggal dunia.

Berdasarkan kwalitas tinggi rendahnya propesi guru menurut Sujana ( 1988 : 23 ) salah satunya di ukur dari pendidikan yang ditempuhnya. Sedangkan kalau di ukur dari pendidikan yang di tempuhnya. Sedangkan kalau di ukur dari secara materil guru dengan aktifitasnya tidaklah seimbang apalagi guru SD yang merupakan pencipta pondasi anak yang sangat kompleks perilakunya, dan guru mempunyai tanggung jawab yang tidak kecil untuk mengarahkan dan menghantarkan anak didiknya. Secara gamblang guru yang mencari penghasilan di luar jam kerja, karena guru masih belum sejahtera, dan itu menjadi salah satu hasil didiknya kurang bermutu.

Sebenarnya pada setiap nurani guru. Penulis meyakini bahwa mereka tahu arti dari propesional namun pada pelaksanaannya guru tak mampu melawan keadaan. Apalagi kalau di tempat ia mengajar atau sekolah tempat ia mengajar tidak mendukung aktifitas agar ia propesional. Bisa saja seorang guru malas mengajar atau mendidik karena kepala sekolahnya terlalu galak, atau teman sepropesinya, hal inipun akan mengakibatkan hasil pendidikan juga tidak bermutu.

Lantas bagaimanakah seorang guru di posisikan oleh pemerintah ? penulis meyakini semua harapan guru se indonesia adalah Tolong........ sejahterakan kami ! agar kami dapat menghasilkan produksi yang bermutu dan berkwalitas.

Bagaimanakah guru yang sejahtera itu ?

Guru yang sejahtera adalah guru yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya lahir maupun batin .

Menurut UU Guru dan Dosen :

1. Guru yang memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan social.

2. Guru yang mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja.

3. Guru yang memperoleh perlindungan dan hak atas kekayaan intelektual.

4. Guru yang memperoleh kesempatan untuk memperoleh sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang tugas kefropesinalan.

5. Guru yang memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan penghargaan dan atau sanksi kepada peserta didik dengan kaidah pendidikan. Kode etik guru dan peraturan per undang – undangan.

6. Guru yang memperoleh rasa aman dan jaminan melaksanakan tugas memiliki kebebasan berserikat dalam organisasi profesi – memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

7. Guru yang memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan / atau.

8. Guru yang memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Jika saja kondisi yang telah penulis paparkan diatas sudah benar – benar di terapkan, maka kondisi carut marutnya pendidikan di negara ini semakin hari semakin berkurang. Bahkan guru dapat melaksanakan profesinya dengan hasil yang diharapkan oleh semua pihak.

BAB IV

MENUJU PENDIDIKAN YANG BERMUTU

DI TINGKAT SEKOLAH DASAR

Sebagai guru SD. Penulis akan memaparkan mutu atau kwalitas lulusan SD saja. Karena kalau berbicara terlalu jauh cerita dan hasilnya menjadi lain.

Pendidikan disebut efisien apabila hasil yang dicapai maksimal dengan biaya yang wajar, menurut pandangan kontemporer biaya yang menjadi ukuran efisien namun yang lebih utama kwalitas hasil.

Pendidikan SD mengembang secara horizontal arahnya artinya ( melebar ) bertujuan agar pendidikan mampu menjangkau semua anak SD tanpa kecuali, sementara pengembangan Vertikal mengandung arti penyelenggaraan Pendidikan SD selain merupakan perwujudan pendidikan yang adil dan merata juga harus mempertimbangkan keragaman peserta didik baik dalam aspek kemampuan, pola hidup, maupun lingkup sosial budaya dimana mereka tinggal. Dengan demikian, pengembangan kualitas, relefansi, dan efisiensi di SD ini menjadi ciri pengembangan vertikal pada jenjang pendidikan sekolah dasar .

Untuk menuju pendidikan bermutu di SD, terlebih dahulu kita mengenal INOVASI. Inovasi adalah suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan sungguh – sungguh.

Miles dalam Ibrahim ( 1988 : 52 ). Mengungkapkan paling tidak ada 11 komponen penting yang menjadi wilayah inovasi dalam Pendidikan. Kesebelas komponen tersebut yaitu :

1. Personalia

2. Banyaknya personalia dan wilayah kerja

3. Fasilitas fisik

4. Penggunaan waktu

5. Perumusan tujuan

6. Prosedur pembelajaran

7. Peran yang diperlukan

8. wawasan dan perasaan

9. Bentuk hubungan antara bagian atau mekanisme kerja

10. Hubungan dengan sistem lain

11. Strategi pembelajaran

Model perencanaan inovasi SD yang digunakan agar tidak melenceng dari berbagai elemen adalah , Model perencanaan inovasi pendidikan proaktif / interaktif ( MOPIPPI ). Karena MOPIPPI ini menekankan kepada pola urutan pemikiran secara rasional sebagai pembimbing untuk membuat rencana inovasi.

Kata – kata kunci, yang merupakan ciri utama MOPIPPI ialah Terbuka, Fleksibel, Keseluruhan, dan Hubungan baik.

- Terbuka artinya Sd tersebut merupakan sistem yang mau menerima input baik dari dalam sistem itu sendiri maupun dari luar sistem.

- Fleksibel artinya dalam proses perencanaan bebas untuk bergerak dari tahap I ke tahap berikutnya sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.

- Keseluruhan artinya bahwa perencanaan harus dipikirkan secara menyeluruh dengan memperhatikan berbagai aspek atau komponen yang diarahkan pada kesuksesan inovasi Pendidikan di SD.

- Hubungan artinya dalam perencanaan inovasi ini dipandang perlu senantiasa memperhatikan hubungan baik antaranya sistem maupun hubungan dengan luar sistem.

Penerapan inovasi pada SD. Bukan berarti bertaraf nasional tetapi juga dapat diusahakan oleh guru dan kepala sekolah. Namun perlu diketahui tidak semua lembaga mau berubah atau menerima inovasi secara mudah, bahkan justru terjadi sebaliknya yaitu menolak inovasi itu.

Berikut adalah bagaimana cara menerapkan ide untuk memperbaiki atau memecahkan masalah – masalah di SD.

a. Buatlah rumusan yang jelas tentang inovasi yang diterapkan.

b. Mengubah cara konselor

c. Mengumpulkan data

d. Membagi wewenang dan tanggung jawab

e. Mengusahakan peningkatan produktifitas

f. Mengembangkan cara penilaian

g. Membantu orang tua peserta didik’

h. Menambah, mengurangi atau mengubah persyaratan kurikulum dan sebagainya.

Pentingnya Mengetahui Minat dan Bakat Anak

Di Sekolah Dasar

Terlepas dari berbagai latar belakang yang menunjang pada keberhasilan anak didik. Namun ada yang harus kita perhatikan yaitu minat dan bakat pada anak didik kita agar proses, inpormasi yang kita berikan kepada anak didik kita tidak sia – sia.

Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenagkan yang lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan.

Minat seseorang anak timbul melalui proses belajar tampaknya pertumbuhan minat diri ( fisik dan mental ) tetapi pengaruh dari lingkungan juga. Hal ini dapat dilihat bagaimana peran keluarga, teman, guru, masyarakat dan budaya mempengaruhi tumbuhnya minat seseorang anak pada suatu hal.

Beberpa penelitian di luar negeri membuktikan bahwa minat seorang cenderung berkurang sesuai dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat dimengerti karena semakin banyaknya tugas – tugas yang harus di selesaikan oleh anak. Hal – hal yang dapat saja terjadi dari berbagai kondisi dalam hal ini sebagai guru SD yang bertanggung jawab dilingkungan sekolah harus segera mengantisipasi agar rasa bosan yang dialami anak menjadi berubah dengan rasa suka cita sehingga ketika proses belajar mengajar tidak lagi membosankan.

Untuk mengatasi kebosanan pada anak SD terutama kelas rendah atau Kls III. Karena kebetulan penulis mengajar kelas tersebut, guru harus pintar – pintar mencari solusi misalnya pelajaran matematika yang paling ditakuti anak menjadi paling digemari apabila penyajiannya menggunakan berbagai alat peraga yang menarik baik bentuk maupun warna.

Setelah tahu minat seorang anak guru harus memperhatikan bakat anak – anak didiknya. Sehingga ke depannya bakat tersebut dapat bermanpaat bagi anak itu sendiri.

Dalam kapita selekta Pendidikan SD diterangkan bakat adalah merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu tugas tanpa banyak tergantung kepada latihan namun bakat perlu dikembangkan agar dapat terwujud dalam kehidupan seseorang.

Menurut Utami Munandar ( 1987 ) bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi bawaan berbagai potensi yang masih perlu di kembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.

Bakat dan kreatifitas tidak dapat dipisahkan kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi guru. Berdasarkan data, informasi dan unsur – unsur yang ada ( Utami Munandar ( 1999 ).

Teori ambang intelegensia untuk creativitas dari Anderson ( dalam Utami Munandar 1999 ) memaparkan bahwa sampai tingkat intelegensi tertentu yang diperkirakan seputar IQ, 120. Intelegensi dan kreativitas pada hubungan yang erat, hal ini dapat dimengerti karena untuk menciptakan sesuai produk kreativitas yang tinggi diperlukan tingkat intelegensi yang cukup tinggi pula.

Meskipun hubungan yang erat antara intelegensi dan kreativitas, namun perlu diingat. Kreativitas hany dapat diperoleh dari pengetahuan atau pengalaman hidup. Pendapat Hurlock ( 1987 ) bahwa kreativitas tidak dapat berfungsi dalam kedalam vakum karena berasal dari apa yang pernah di peroleh selama ini dan hal ini juga tergantung pada kemampuan intelektual seorang.

Demikianlah sepanjang pemaparan dalam tulisan ini sesuai kemampuan penulis bahwa antara bakat, minat, kreativitas dapat menunjang dalam kelancaran guru mendidik anak dilingkungan sesuai yang di harapkan tentunya.

Menciptakan Lingkungan Di Dalam Kelas Yang Merangsang Belajar Kreatif

Sebagaimana penulis memaparkan pada bab terdahulu bahwa pada dasarnya disaat jaman yang serba canggih ini semua guru di indonesia ini pasti sudah tahu dan paham bagaimana menciptakan lingkungan yang kreativ dan menarik dalam kelas. Namun tidak ada salahnya penulis mencoba memaparkan sedikit banyak tentang permasalahan tersebut sesuai pengalaman pribadi penulis.

Fetdhusen dan Trefinyer memberikan saran – saran agar tercipta suatu lingkungan kreatip harus ada.

a. Memberikan pemanasan

b. Pengaturan fisik

c. Kesibukan dalam kelas

d. Guru sebagai pasilitator

Memberikan pemanasan dalam proses belajar sangatlah penting, misalnya memberikan pertanyaan terbuka dan bukan pertanyaan tertutup. Dan mendorong siswa mengajukan pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah misalnya dalam pelajaran IPA. Siswa dirangsang untuk menjelaskan dan untuk mencariberbagai gagasan, sehingga siswa tidak hanya menjawab atau menjelaskan sesuatu. Tetapi juga mencoba untuk mencari tahu sesuatu yang berbeda dari yang dilakukan. Begitu juga dengan pengaturan pisik dapat menciptakan lingkungan yang dapat merangsang anak lebih kreatip. Apabila hasil karya mereka dipajang di ruang kelas tidak menumpuk di meja guru.

Dalam perannya sebagai pasilitator, guru berperan mendorong siswa untuk memberikan kritik membangun dan mampu memberikan penilaian terhadap diri sendiri, kalau ada murid yang memberikan ide – ide yang tidak bisa jangan langsung dicela atau diberi hukuman.

Kemampuan kreatip seseorang sangat tergantung dari faktor dalam diri dan luar diri seseorang. Oleh karena itu sebagai layaknya bakat dan minat kemampuan kreatip seseorang juga perlu dikembangkan oleh karyanya. Sumber – sumber kreatifitas seperti kognitif, kepribadian, motivasional dan lingkungan perlu dikembangkan semaksimal mungkin oleh pihak orang tua ( keluarga ) atau guru.

Dengan mengetahui sumber – sumber ini pun kita dapat menciptakan suatu lingkungan proses belajar mengajar yang merangsang kemampuan. Berfikir kreatip anak. Dengan demikian ciri – ciri kreatif, seperti kelancaran, kelenturan orisininalintas serta memerinci ide dapat di kembangkan dalam diri seseorang anak. Namun yang perlu menjadi perhatian disini kita tidak bisa menitik beratkan kreativitas seseorang itu hanya melalui produknya saja. Justru yang terpenting dalam kreativitas adalah prosesnya karena disitulah kita dapat melihat bagaimana munculnya keunikan ide seseorang.

Dalam perkembangannya usia anak SD dikenal berbagai masa kreativitas. Yaitu antara usia 5/6 sampai 12 tahun juga memiliki masakritis yang berkisar dari 5 sampai 6 tahun, dan usia 8 sampai 10 tahun. Hal ini terjadi karena di usia 5 sampai 6 tahun peran tokoh otoriter sangat melekat dalam diri seseorang. Diamana anak harus mematuhi aturan dan kepputusan orang tua atau dewasa di lingkungannya. Sementara usia 8 sampai 10 tahun pengaruh kelompok teman sebaya sudah jauh lebih kuat. Dimana anak yang ingin diterima oleh teman – temannya. Akan menerima dan mengikuti pola – pola yang ditetapkan kelompoknya.

Peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional pada anak juga dapat mempengaruhi segala – galanya dalam kehidupan seseorang khususnya dapat menentukan kesuksesan hidup seseorang dalam segala bidang namun penelitian Arnold terhadap para juara kelas tidak menjamin bahwa hidupnya sukses. Karena ternyata predikat juara tidak memberikan sumbangan apapun. Mengenai bagaimana mereka bereaksi terhadap kesulitan hidup ( Goleman 1995 )

Nah dari beberapa pendapat yang telah penulis paparkan. Tentang masalah lingkungan di dalam kelas yang dapat merangsang kreativitas murid, kiranya dapat kita tarapkan dalam keseharian kita dalam melaksanakan tugas, penulis yakin bahwa apabila lingkungan sudah tercipta sesuai keinginan anak, anak murid yang bermutu di tingkat sekolah dasar.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ketika pendidikan dikatakan oleh manusia yang paling urgent. Maka manusia itu sendiri yang harus melakoni, merubah dan memprogram, pendidikan itu sendiri. Peran serta guru sebagai pendidik sebagai manusia biasa pula yang mempunyai kelebihan dan kekurangan serta mempunyai harapan – harapan untuk menjadi tenaga yang propesional tanpa mengesampingkan keluarganya sendiri.

Peran orang tua, lingkungan serta kendala – kendala yang mempengaruhi pendidikan di tingkat SD. Dan pentingnya mengetahui minat, bakat serta lingkungan sekolah yang dapat menarik perhatian anak sehingga anak dapat berkreativitas sesuai dengan yang diharapkan oleh guru kemudian tercipta murid yang bermutu di TK SD.

5.2 Saran – saran

- Sebelum menjadi guru yang propesional hendaklah kita menyadari, apa tujuan menjadi guru ? kita harus tahu tujuan pendidikan.

- Agar guru propesional, sebaiknya perjalannya diperhatikan dimulai dari ruang lingkup kerja guru itu sendiri dengan atasan ataupun dengan rekan satu propesi. Lingkungan mengajar harus terbina dengan baik, atasan terhadap bawahan harus mengayomi bawahan terhadap atasan harus menghargai karena pada dasarnya manusia itu tiada yang sempurna.

- Lingkungan masyarakat, orang tua murid harus dilibatkan agar peserta didik dapat terkoordinasi dengan mudah apabila ada kesalah pehaman tentang sekolah anaknya.

- Yang terpenting guru harus tahu minat, bakat dan kreativitas anak agar kelak lulus dapat menghasilkan produk yang bermutu.