Senin, 02 Juni 2008

PERAN SERTA GURU DAN PROBLEMANYA

PERAN SERTA GURU DAN PROBLEMANYA

MENUJU

MURID YANG BERMUTU DI TINGKAT SD

( Disusun dalam rangka Lomba Guru Berprestasi TK. Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang 2008 )




Disusun Oleh :

Nama : Hj. Nurhasanah

NIP : 131 718 860

Tahun 2008

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’alla. Bahwa saya sampai saat ini masih diberi umur panjang dan kesehatan sehingga saya mampu belajar membuat makalah ini.

Adapun makalah ini saya buat semata – mata karena melaksanakan salah – satukewajiban dalam rangka mengikuti Lomba Guru Berprestasi, tingkat Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang.

Ucapan terimakasih.

  1. Keluarga
  2. Ibu Kepala Sekolah SDN Saruni 2
  3. Bapak dan Ibu Pengawas TK / SD Kec. Majasari
  4. Rekan – rekan Guru SDN Saruni 2

Yang membantu langsung maupun secara tidak langsung

Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari sepenuhnya bahwa materi maupun penyajian nya masih jauh dari kesempurnaan. Namun saya berharap makalah ini dapat digunakan sebagai acuan mengajar apabila ada yang berguna dan dilupakan apabila ada yang salah.

Akhirnya dengan segala kekurangan mohon kiranya team penilai memberikan saran dan kritik serta masukan agar saya kedepannya lebih baik lagi.

Pandeglang, 1 April 2008

Penulis

Hj. Nurhasanah

NIP. 131 718 860

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ........ i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Identifikasi................................................................................................... 1

1.3 Permasalahan............................................................................................... 1

1.4 Tujuan dan Kegunaan.................................................................................. 1

1.5 Sistematika.................................................................................................. 2

BAB II ISI

2.1 Tujuan Pendidikan Dasar............................................................................. 3

2.2 Pendidikan Bermutu Adalah Dambaan Setiap Orang..................................... 4

BAB III KENDALA – KENDALA YANG MENYEBABKAN

.............. MUTU PENDIDIKAN KITA TIDAK MENINGKAT.

3.1 Sejauh Manakah Peran Serta Guru Didalam Proses

..... Pendidikan di Tingkat SD Agar Tercipta Murid Yang Bermutu ?................... 5

3.2 Bagaimana Guru yang Sejahtera Itu ?........................................................... 5

BAB IV MENUJU PENDIDIKAN YANG BERMUTU DI

TINGKAT SEKOLAH DASAR.

4.1 Pentingnya Mengetahui Minat dan Bakat Anak di

..... Tingkat Sekolah Dasar................................................................................. 8

4.2 Menciptakan Lingkungan Didalam Kelas Yang ........................................... 11

..... Merangsang Belajar Kreatip

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan................................................................................................. 13

5.2 Saran – saran.............................................................................................. 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan seorang guru dalam mendidik dan mengajar peserta didiknya adalah merupakan suatu kebanggaan bagi seorang guru, untuk dapat mewujudkan harapan seorang guru ada beberapa pihak yang harus berperan serta agar keberhasilan tersebut sesuai dengan harapan dan tujuannya.

Pendidikan disekolah dari mulai anak masuk jam sekolah SD sampai pulangnya, merupakan tanggung jawab guru, sedangkan pendidikan dirumah merupakan tanggung jawab orangtua. Namun pemisahan ini tidak menjadi mutlak karena antara orangtua dan guru harus mengetahui perkembangan anak bagaimana dirumah bagi guru dan bagaimana di sekolah bagi orang tua.

1.2 Identifikasi

Sebagaimana di uraikan dilatar belakang terjadi juga pada murid SD.

- Sejauh manakah. Peran serta guru dalam memproses anak didiknya agar menjadi murid yang bermutu ?

- Apakah orang tua murid ikut berperan kedalam proses belajar mengajar ?

- Apa yang menyebabkan guru tidak bergairah menghadapi pekerjaannya ?

- Apa yang menyebabkan murid males menghadapi pelajarannya ?

1.3 Permasalahan

Hal yang menjadi pokok permasalahan di SD yang berkaitan dengan proses belajar mengajar adalah pertama berasal dari lingkungan anak didik ketiga dari peran serta orangtua. Keempat adalah minat dan bakat anak itu sendiri.

1.4 Tujuan dan Kegunaan

Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Pandeglang yang ke 134 Dinas UPT Kec. Majasari yang baru saja terbentuk ingin menunjukan kemampuan para personilnya dibidang pendidikan, maka diadakanlah Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang. Yang bertujuan merangsang kreativitas para guru yang ada di Kecamatan Majasari tersebut untuk lebih giat dan kreatif dalam melaksanakan kewajibannya.

Dari jaman ke jaman, periode ke periode, problem pendidikan di negara kita selalu bertambah, berubah dan berganti, baik secara teori, metode, sistem dan sebagainya. Yang serta merta mengikutsertakan tenaga pengajar Guru harus lebih berkreativitas, dan jasanya tidak boleh dianggap sepele. Jangan katakan, guru tidak punya kekuatan karena guru bertindak bukan dengan fisiknya tapi dengan otaknya yang cerdas, maka guru tetap bekerja walaupun perjalanannya tidak diperhatikan sempurna. Namun dengan pena dan bukunya guru tetap mencatat rentetan perjalanannya menghantar anak bangsa ini secara turun temurun menuju kecerdasan.

1.5 Sistimatika

Bab II Berkaitan dengan tujuan Pendidikan Dasar dan dambaan semua kalangan masyarakat terhadap pendidikan bermutu.

Bab III. Berkaitan kendala – kendala yang menyebabkan mutu pendidikan kita tidak meningkat dan peran serta guru terhadap proses pendidikan.

Bab IV. Berkaitan dengan pendidikan bermutu di SD yang mempunyai jalinan erat dengan minat, bakat, kreativitas anak serta lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas anak dalam proses belajar di sekolah.

BAB II

ISI

TUJUAN PENDIDIKAN DASAR

Dalam GBHN ditetapkan bahwa tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa. Dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan nalar keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan pendidikan SD dapat diartikan sebagai proses membimbing, mengajar melatih peserta didik yang berusia antara 6 – 13 tahun. Untuk membekali bekal kemampuan dasar dalam aspek intlektual, sosial dan personal sesuai dengan karakteristik perkembangannya, sehingga anak dapat melanjutkan pendidikan di SLTP atau yang sederajat.

Tujuan pendidikan di SD mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai menusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya. Pembinaan pemahaman dasar dan seluk beluk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai landasan untuk belajar pada jenjang pendidikan lebih tinggi dan hidup dalam masyarakat.

Tujuan oprasional di SD yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP.

Dari beberpaa tujuan pendidikan yang penulis paparkan diatas, betapa jelas dan banyak fungsi serta kegunaannya bagi kehidupan semua orang Indonesia, karena SD merupakan Lembaga Pondasi sehingga arah dan tujuannya jelas tetapi untuk melaksanakan dan mempraktikan tujuan – tujuan tersebut bukanlah hal yang mudah. Maka penulis akan mencoba mempaparkan bagaimanakah peran serta guru peran serta orang tua, lingkungan masyarakat terhadap pendidikan di lingkungan SD ?, sehingga hasil yang di dapat bermutu dan berkuwalitas.

Pendidikan Bermutu Adalah Dambaan Setiap orang

Pendidikan dalam sejarah peradaban anak manusia salah satu koponen kehidupan yang paling urgent. Aktifitas ini telah dan akan terus berjalan semenjak manusia pertama di dunia sampai akhir kehidupannya di muka bumi ini. Bahkan kalau ditarik mundur lebih jauh lagi, maka kita akan dapatkan bahwa pendidikan telah berproses semenjak Allah SWT, Menciptakan manusia pertama yaitu Adam AS. DI sorga dimana Allah SWT telah mengajarkan kepada beliau semua nama – nama yang oleh para malaikat belum dikenal sama sekali ( Q.S Al – BaQoroh : 31 – 33 ).

Pendidikan yang bermutu adalah dambaan setiap orang. Dengan penyelenggaraan pendidikan yang baik diharapkan mutu yang diperoleh pun akan baik diharapkan mutu yang diperoleh pun akan baik. Namun lagi – lagi bicara mengenai kwalitas guru tidak semudah mengucapkannya, tidak semudah membalikan telapak tangan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah pada setiap jenjang dan satuan Pendidikan. Diantaranya adalah melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kopetensi guru usaha lain juga dilakukan seperti pengadaan buku perbaikan sarana dan prasarana. Namun sebagai indicator mewujudkan bahwa mutu pendidikan masih belum meningkat secara signifikan.

Setelah membaca penjelasan diatas berarti bukan hanya kwalitas guru dan sarana. Serta prasarana saja yang perlu diperhatikan. Tetapi banyak faktor lain yang menjadi kendala terhadap mutu pendidikan kita. Maka dari itu ke bab berikutnya penulis akan mencoba memaparkan hal – hal dan faktor – faktor yang menjadikan proses pendidikan kita. Tidak meningkat dan tentu saja pemaparan yang di jelaskan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan penulis sebagai guru SD.

BAB III

KENDALA – KENDALA YANG MENYEBABKAN MUTU PENDIDIKAN KITA TIDAK MENINGKAT

Sebagimana ditulis dalam bab terdahulu, bahwa berbagai pelatihan dan sarana bagi guru dan sekolah diadakan, tetapi pendidikan di negara kita masih belum menuju perbaikan yang signifikan.

Menurut budi Raharjo ( 2003 : 4 ) ada 3 hal yang pokok yang menyebabkan mutu pendidikan kita tidak mengalami peningkatan.

1. Kebijakan dan penyelenggaraan Pendidikan Nasional menggunakan pendekatan yang menganggap bahwa apabila pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana Pendidikan lainnya terpenuhi maka hasil pendidikan yang dikehendaki otomatis terwujud.

2. Penyelengaraan pendidikan nasional secara Birokratis Sentralistis. Sehingga menempatan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang, dan kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah. Artinya sekolah tidak mempunyai motivasi dan inisiatip untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya. Akhirnya mutu pendidikan ini juga tidak tercapai.

3. Peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim, partisipasi masyarakat pada umumnya bersifat materil, padahal seharusnya masyarakat pun ikut andil dalam menentukan kemajuan pendidikan malalui proses pendidikan masyarakat juga mempunyai kepentingan dengan mutu pendidikan.

Sejauh Manakah Peran Serta Guru Di Dalam Proses Pendidikan Di SD Agar Tercipta Murid Yang Bermutu

Menjadi seorang guru tidaklah mudah, apabila kalau kita ingin menjadikan peserta anak didik kita menjadi peserta yang bermutu dan berkwalitas.

”Guru juga manusia,, punya rasa punya hati” itu adalah sepenggal syair lagu yang dinyanyikan candil salah seorang penyanyi rock, yang kata – katanya oleh penulis dirubah agar nyambung terhadap propesi kita.

Sebagai manusia biasa seorang guru tentunya tidak jauh dari kehidupan duniawi, dengan gaji yang didapatkannya. Setiap bulan para guru tetap ikhlas menerima walaupun dalam hati setiap guru pasti akan berkecamuk berbagai pertanyaan bagaimanakah ? diapakan ? agar seorang guru bisa hidup layak di tengah masyarakat yang sekarang serba mahal ini.

Dalam keadaan demikian akankah guru bisa melaksanakan propesinya dengan baik ?, apakah ilmu yang di informasikan kepada peserta didiknya bermutu atau berkwalitas.?

Penulis masih meyakini bahwa guru mempunyai andil yang sangat besar bagi keberhasilan mutu pendidikan dan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan hidupnya. Mengapa demikian ? karena penulis meyakini hal itu. Manusia mahluk yang lemah dalam perkembangannya membutuhkan orang lain sejak dilahirkan sampai meninggal dunia.

Berdasarkan kwalitas tinggi rendahnya propesi guru menurut Sujana ( 1988 : 23 ) salah satunya di ukur dari pendidikan yang ditempuhnya. Sedangkan kalau di ukur dari pendidikan yang di tempuhnya. Sedangkan kalau di ukur dari secara materil guru dengan aktifitasnya tidaklah seimbang apalagi guru SD yang merupakan pencipta pondasi anak yang sangat kompleks perilakunya, dan guru mempunyai tanggung jawab yang tidak kecil untuk mengarahkan dan menghantarkan anak didiknya. Secara gamblang guru yang mencari penghasilan di luar jam kerja, karena guru masih belum sejahtera, dan itu menjadi salah satu hasil didiknya kurang bermutu.

Sebenarnya pada setiap nurani guru. Penulis meyakini bahwa mereka tahu arti dari propesional namun pada pelaksanaannya guru tak mampu melawan keadaan. Apalagi kalau di tempat ia mengajar atau sekolah tempat ia mengajar tidak mendukung aktifitas agar ia propesional. Bisa saja seorang guru malas mengajar atau mendidik karena kepala sekolahnya terlalu galak, atau teman sepropesinya, hal inipun akan mengakibatkan hasil pendidikan juga tidak bermutu.

Lantas bagaimanakah seorang guru di posisikan oleh pemerintah ? penulis meyakini semua harapan guru se indonesia adalah Tolong........ sejahterakan kami ! agar kami dapat menghasilkan produksi yang bermutu dan berkwalitas.

Bagaimanakah guru yang sejahtera itu ?

Guru yang sejahtera adalah guru yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya lahir maupun batin .

Menurut UU Guru dan Dosen :

1. Guru yang memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan social.

2. Guru yang mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja.

3. Guru yang memperoleh perlindungan dan hak atas kekayaan intelektual.

4. Guru yang memperoleh kesempatan untuk memperoleh sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang tugas kefropesinalan.

5. Guru yang memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan penghargaan dan atau sanksi kepada peserta didik dengan kaidah pendidikan. Kode etik guru dan peraturan per undang – undangan.

6. Guru yang memperoleh rasa aman dan jaminan melaksanakan tugas memiliki kebebasan berserikat dalam organisasi profesi – memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

7. Guru yang memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan / atau.

8. Guru yang memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Jika saja kondisi yang telah penulis paparkan diatas sudah benar – benar di terapkan, maka kondisi carut marutnya pendidikan di negara ini semakin hari semakin berkurang. Bahkan guru dapat melaksanakan profesinya dengan hasil yang diharapkan oleh semua pihak.

BAB IV

MENUJU PENDIDIKAN YANG BERMUTU

DI TINGKAT SEKOLAH DASAR

Sebagai guru SD. Penulis akan memaparkan mutu atau kwalitas lulusan SD saja. Karena kalau berbicara terlalu jauh cerita dan hasilnya menjadi lain.

Pendidikan disebut efisien apabila hasil yang dicapai maksimal dengan biaya yang wajar, menurut pandangan kontemporer biaya yang menjadi ukuran efisien namun yang lebih utama kwalitas hasil.

Pendidikan SD mengembang secara horizontal arahnya artinya ( melebar ) bertujuan agar pendidikan mampu menjangkau semua anak SD tanpa kecuali, sementara pengembangan Vertikal mengandung arti penyelenggaraan Pendidikan SD selain merupakan perwujudan pendidikan yang adil dan merata juga harus mempertimbangkan keragaman peserta didik baik dalam aspek kemampuan, pola hidup, maupun lingkup sosial budaya dimana mereka tinggal. Dengan demikian, pengembangan kualitas, relefansi, dan efisiensi di SD ini menjadi ciri pengembangan vertikal pada jenjang pendidikan sekolah dasar .

Untuk menuju pendidikan bermutu di SD, terlebih dahulu kita mengenal INOVASI. Inovasi adalah suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan sungguh – sungguh.

Miles dalam Ibrahim ( 1988 : 52 ). Mengungkapkan paling tidak ada 11 komponen penting yang menjadi wilayah inovasi dalam Pendidikan. Kesebelas komponen tersebut yaitu :

1. Personalia

2. Banyaknya personalia dan wilayah kerja

3. Fasilitas fisik

4. Penggunaan waktu

5. Perumusan tujuan

6. Prosedur pembelajaran

7. Peran yang diperlukan

8. wawasan dan perasaan

9. Bentuk hubungan antara bagian atau mekanisme kerja

10. Hubungan dengan sistem lain

11. Strategi pembelajaran

Model perencanaan inovasi SD yang digunakan agar tidak melenceng dari berbagai elemen adalah , Model perencanaan inovasi pendidikan proaktif / interaktif ( MOPIPPI ). Karena MOPIPPI ini menekankan kepada pola urutan pemikiran secara rasional sebagai pembimbing untuk membuat rencana inovasi.

Kata – kata kunci, yang merupakan ciri utama MOPIPPI ialah Terbuka, Fleksibel, Keseluruhan, dan Hubungan baik.

- Terbuka artinya Sd tersebut merupakan sistem yang mau menerima input baik dari dalam sistem itu sendiri maupun dari luar sistem.

- Fleksibel artinya dalam proses perencanaan bebas untuk bergerak dari tahap I ke tahap berikutnya sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.

- Keseluruhan artinya bahwa perencanaan harus dipikirkan secara menyeluruh dengan memperhatikan berbagai aspek atau komponen yang diarahkan pada kesuksesan inovasi Pendidikan di SD.

- Hubungan artinya dalam perencanaan inovasi ini dipandang perlu senantiasa memperhatikan hubungan baik antaranya sistem maupun hubungan dengan luar sistem.

Penerapan inovasi pada SD. Bukan berarti bertaraf nasional tetapi juga dapat diusahakan oleh guru dan kepala sekolah. Namun perlu diketahui tidak semua lembaga mau berubah atau menerima inovasi secara mudah, bahkan justru terjadi sebaliknya yaitu menolak inovasi itu.

Berikut adalah bagaimana cara menerapkan ide untuk memperbaiki atau memecahkan masalah – masalah di SD.

a. Buatlah rumusan yang jelas tentang inovasi yang diterapkan.

b. Mengubah cara konselor

c. Mengumpulkan data

d. Membagi wewenang dan tanggung jawab

e. Mengusahakan peningkatan produktifitas

f. Mengembangkan cara penilaian

g. Membantu orang tua peserta didik’

h. Menambah, mengurangi atau mengubah persyaratan kurikulum dan sebagainya.

Pentingnya Mengetahui Minat dan Bakat Anak

Di Sekolah Dasar

Terlepas dari berbagai latar belakang yang menunjang pada keberhasilan anak didik. Namun ada yang harus kita perhatikan yaitu minat dan bakat pada anak didik kita agar proses, inpormasi yang kita berikan kepada anak didik kita tidak sia – sia.

Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenagkan yang lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan.

Minat seseorang anak timbul melalui proses belajar tampaknya pertumbuhan minat diri ( fisik dan mental ) tetapi pengaruh dari lingkungan juga. Hal ini dapat dilihat bagaimana peran keluarga, teman, guru, masyarakat dan budaya mempengaruhi tumbuhnya minat seseorang anak pada suatu hal.

Beberpa penelitian di luar negeri membuktikan bahwa minat seorang cenderung berkurang sesuai dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat dimengerti karena semakin banyaknya tugas – tugas yang harus di selesaikan oleh anak. Hal – hal yang dapat saja terjadi dari berbagai kondisi dalam hal ini sebagai guru SD yang bertanggung jawab dilingkungan sekolah harus segera mengantisipasi agar rasa bosan yang dialami anak menjadi berubah dengan rasa suka cita sehingga ketika proses belajar mengajar tidak lagi membosankan.

Untuk mengatasi kebosanan pada anak SD terutama kelas rendah atau Kls III. Karena kebetulan penulis mengajar kelas tersebut, guru harus pintar – pintar mencari solusi misalnya pelajaran matematika yang paling ditakuti anak menjadi paling digemari apabila penyajiannya menggunakan berbagai alat peraga yang menarik baik bentuk maupun warna.

Setelah tahu minat seorang anak guru harus memperhatikan bakat anak – anak didiknya. Sehingga ke depannya bakat tersebut dapat bermanpaat bagi anak itu sendiri.

Dalam kapita selekta Pendidikan SD diterangkan bakat adalah merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu tugas tanpa banyak tergantung kepada latihan namun bakat perlu dikembangkan agar dapat terwujud dalam kehidupan seseorang.

Menurut Utami Munandar ( 1987 ) bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi bawaan berbagai potensi yang masih perlu di kembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.

Bakat dan kreatifitas tidak dapat dipisahkan kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi guru. Berdasarkan data, informasi dan unsur – unsur yang ada ( Utami Munandar ( 1999 ).

Teori ambang intelegensia untuk creativitas dari Anderson ( dalam Utami Munandar 1999 ) memaparkan bahwa sampai tingkat intelegensi tertentu yang diperkirakan seputar IQ, 120. Intelegensi dan kreativitas pada hubungan yang erat, hal ini dapat dimengerti karena untuk menciptakan sesuai produk kreativitas yang tinggi diperlukan tingkat intelegensi yang cukup tinggi pula.

Meskipun hubungan yang erat antara intelegensi dan kreativitas, namun perlu diingat. Kreativitas hany dapat diperoleh dari pengetahuan atau pengalaman hidup. Pendapat Hurlock ( 1987 ) bahwa kreativitas tidak dapat berfungsi dalam kedalam vakum karena berasal dari apa yang pernah di peroleh selama ini dan hal ini juga tergantung pada kemampuan intelektual seorang.

Demikianlah sepanjang pemaparan dalam tulisan ini sesuai kemampuan penulis bahwa antara bakat, minat, kreativitas dapat menunjang dalam kelancaran guru mendidik anak dilingkungan sesuai yang di harapkan tentunya.

Menciptakan Lingkungan Di Dalam Kelas Yang Merangsang Belajar Kreatif

Sebagaimana penulis memaparkan pada bab terdahulu bahwa pada dasarnya disaat jaman yang serba canggih ini semua guru di indonesia ini pasti sudah tahu dan paham bagaimana menciptakan lingkungan yang kreativ dan menarik dalam kelas. Namun tidak ada salahnya penulis mencoba memaparkan sedikit banyak tentang permasalahan tersebut sesuai pengalaman pribadi penulis.

Fetdhusen dan Trefinyer memberikan saran – saran agar tercipta suatu lingkungan kreatip harus ada.

a. Memberikan pemanasan

b. Pengaturan fisik

c. Kesibukan dalam kelas

d. Guru sebagai pasilitator

Memberikan pemanasan dalam proses belajar sangatlah penting, misalnya memberikan pertanyaan terbuka dan bukan pertanyaan tertutup. Dan mendorong siswa mengajukan pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah misalnya dalam pelajaran IPA. Siswa dirangsang untuk menjelaskan dan untuk mencariberbagai gagasan, sehingga siswa tidak hanya menjawab atau menjelaskan sesuatu. Tetapi juga mencoba untuk mencari tahu sesuatu yang berbeda dari yang dilakukan. Begitu juga dengan pengaturan pisik dapat menciptakan lingkungan yang dapat merangsang anak lebih kreatip. Apabila hasil karya mereka dipajang di ruang kelas tidak menumpuk di meja guru.

Dalam perannya sebagai pasilitator, guru berperan mendorong siswa untuk memberikan kritik membangun dan mampu memberikan penilaian terhadap diri sendiri, kalau ada murid yang memberikan ide – ide yang tidak bisa jangan langsung dicela atau diberi hukuman.

Kemampuan kreatip seseorang sangat tergantung dari faktor dalam diri dan luar diri seseorang. Oleh karena itu sebagai layaknya bakat dan minat kemampuan kreatip seseorang juga perlu dikembangkan oleh karyanya. Sumber – sumber kreatifitas seperti kognitif, kepribadian, motivasional dan lingkungan perlu dikembangkan semaksimal mungkin oleh pihak orang tua ( keluarga ) atau guru.

Dengan mengetahui sumber – sumber ini pun kita dapat menciptakan suatu lingkungan proses belajar mengajar yang merangsang kemampuan. Berfikir kreatip anak. Dengan demikian ciri – ciri kreatif, seperti kelancaran, kelenturan orisininalintas serta memerinci ide dapat di kembangkan dalam diri seseorang anak. Namun yang perlu menjadi perhatian disini kita tidak bisa menitik beratkan kreativitas seseorang itu hanya melalui produknya saja. Justru yang terpenting dalam kreativitas adalah prosesnya karena disitulah kita dapat melihat bagaimana munculnya keunikan ide seseorang.

Dalam perkembangannya usia anak SD dikenal berbagai masa kreativitas. Yaitu antara usia 5/6 sampai 12 tahun juga memiliki masakritis yang berkisar dari 5 sampai 6 tahun, dan usia 8 sampai 10 tahun. Hal ini terjadi karena di usia 5 sampai 6 tahun peran tokoh otoriter sangat melekat dalam diri seseorang. Diamana anak harus mematuhi aturan dan kepputusan orang tua atau dewasa di lingkungannya. Sementara usia 8 sampai 10 tahun pengaruh kelompok teman sebaya sudah jauh lebih kuat. Dimana anak yang ingin diterima oleh teman – temannya. Akan menerima dan mengikuti pola – pola yang ditetapkan kelompoknya.

Peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional pada anak juga dapat mempengaruhi segala – galanya dalam kehidupan seseorang khususnya dapat menentukan kesuksesan hidup seseorang dalam segala bidang namun penelitian Arnold terhadap para juara kelas tidak menjamin bahwa hidupnya sukses. Karena ternyata predikat juara tidak memberikan sumbangan apapun. Mengenai bagaimana mereka bereaksi terhadap kesulitan hidup ( Goleman 1995 )

Nah dari beberapa pendapat yang telah penulis paparkan. Tentang masalah lingkungan di dalam kelas yang dapat merangsang kreativitas murid, kiranya dapat kita tarapkan dalam keseharian kita dalam melaksanakan tugas, penulis yakin bahwa apabila lingkungan sudah tercipta sesuai keinginan anak, anak murid yang bermutu di tingkat sekolah dasar.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ketika pendidikan dikatakan oleh manusia yang paling urgent. Maka manusia itu sendiri yang harus melakoni, merubah dan memprogram, pendidikan itu sendiri. Peran serta guru sebagai pendidik sebagai manusia biasa pula yang mempunyai kelebihan dan kekurangan serta mempunyai harapan – harapan untuk menjadi tenaga yang propesional tanpa mengesampingkan keluarganya sendiri.

Peran orang tua, lingkungan serta kendala – kendala yang mempengaruhi pendidikan di tingkat SD. Dan pentingnya mengetahui minat, bakat serta lingkungan sekolah yang dapat menarik perhatian anak sehingga anak dapat berkreativitas sesuai dengan yang diharapkan oleh guru kemudian tercipta murid yang bermutu di TK SD.

5.2 Saran – saran

- Sebelum menjadi guru yang propesional hendaklah kita menyadari, apa tujuan menjadi guru ? kita harus tahu tujuan pendidikan.

- Agar guru propesional, sebaiknya perjalannya diperhatikan dimulai dari ruang lingkup kerja guru itu sendiri dengan atasan ataupun dengan rekan satu propesi. Lingkungan mengajar harus terbina dengan baik, atasan terhadap bawahan harus mengayomi bawahan terhadap atasan harus menghargai karena pada dasarnya manusia itu tiada yang sempurna.

- Lingkungan masyarakat, orang tua murid harus dilibatkan agar peserta didik dapat terkoordinasi dengan mudah apabila ada kesalah pehaman tentang sekolah anaknya.

- Yang terpenting guru harus tahu minat, bakat dan kreativitas anak agar kelak lulus dapat menghasilkan produk yang bermutu.

Tidak ada komentar: