Senin, 15 Juni 2009

MAKALAH PRINSIP DASAR UMUM PERILAKU BELAJAR

BAB I
PRINSIP DASAR UMUM PERILAKU


A. Peran, Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar
1. Arti Pendidikan
Pendidikan dalam arti yang luas adalah mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu lingkungannya, baik secara formal, non formal, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal, sehingga ia mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu.
Dari uraian diatas bahwa pendidikan untuk mencapai kedewasaan maka berikut akan diuraikan tentang ciri-ciri manusia dewasa.
1) Dewasa jasmani, apabila pertumbuhan jasmani sudah berhenti, mencapai pertumbuhan yang optimal dan telah masak untuk mengadakan keturunan.
a. Perkembangan alat kelamin primer
b. Perkembangan alat kelamin sekunder
c. Perkembangan alat kelamin tersier
2) Dewasa Rohani. Apabila anak telah dapat menyesuaikan diri dengan aspek-aspek :
a. Sosiologis
b. Psikologis
c. Karakterologis
d. Paedagogis
e. Yuridis
2. Tugas Seorang Guru
a. Perencanaan (planner)
b. Pelaksan (organizer)
c. Penilai (evaluator)
d. Pembimbing (Teacher-conselor)

B. Konsep Dasar dan Mekanisme Perilaku Manusia
Terdapat berbagai cara dalam mendefinisikan dan menjelaskan tentang konsep dasar dan mekanisme perilaku manusia. Adanya variasi tersebut diwarnai oleh dasar pandangan dan falsafahnya. Dua diantara sekian banyak aliran yang dominan pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dewasa ini adalah aliran : psikologi holisme dan behaviorisme.
Pandangan holistik menekankan bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek instrinsik (niat, tekad, azzam) dari dalam individu merupakan faktor penentu yang penting untuk melahirkan perilaku tertentu meskipun tanpa adanya perangsang (stimulasi) yang datang dari lingkungan (naturalis).

C. Taksanomi Perilaku Manusia
Kalau perilaku mencakup segenap pernyataan hidup organism maka betapa banyaknya kata-kata yang harus digunakan untuk mendeskripsikannya, untuk keperluan hal ini, jelas perilaku suatu sistematikan pengelompokkannya berdasarkan pola kerangka berpikir (conceptual framework) tertentu, yang kita sebut sebagai taksanomi.

D. Peranan dan Pengaruh Pendidikan Terhadap Perubahan dan perkembangan Perilaku dan Pribadi Manusia.
Norma-norma ini merupakan seperangkat pengetahuan, fakta, sistem niolai, prosedur dan teknik, sikap-sikap ethis, estetis, sosial, ilmiah, religius, serta keterampilan dan kemahiran gerakan, tindakan pembicaraan dan sebagainya, yang ruang lingkup dan urutannya disusun berdasarkan tahapan perkembangan sesuai dengan konteks, jenis lingkungan pendidikan yang bersangkutan dan sekaligus pula merupakan perangkat kriteria keberhasilan.













BAB II
PENGERTIAN SUMBER DAN PENGGOLONGAN
MOTIVASI PERILAKU MANUSIA


A. Pengertian Motivasi
Berdasarkan di atas bahwa motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

B. Penggolongan Motif
1. Motif Primer
a. Dorongan fisiologis
b. Motif umum
2. Motif Sekunder (secondary motive) menunjukan kepada amotif yang berkembang dalam arti individu karena pengalaman dan dipelajari.
a. Takut yang dipelajari (learnied fears)
b. Motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, conformatis, aliansi persetujuan, status, merasa aman dan sebagainya)
c. Motif-motif objektif dan interest (eksplorasi, manipulasi, minat)
d. Maksud (puposes) dan aspirasi
e. Motif berprestasi (achievement motive)

C. Hubungan Motif dengan Minat
The will to live sering dikatakan motif pokok dari semua mahluk, bagi manusia tidak semata-mata merupakan keinginan, untuk tetap hidup (tidak sakit atau mati) tetapi merupakan juga keinginan untuk hidup dalam hubungannya yang aktif dengan lingkungannya.
Motif-motif objektif menyatakan diri dalam kecendrungan-kecendrungan umum untuk menyelidiki (to explore) dan mempergunakan manipulate lingkungan.

D. Fungsi Minat
Setiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan, suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pola motifnya. Jadi motif itu sangat bergunabagi tindakan/perbuatan seseorang. Fungsi dari motif-motif itu ialah :
1. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak
2. Motif itu menentukan arah perbuatan
3. Motif itu menyeleksi perbuatan kita

E. Motif dan Motivasi
Dapat dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah “Pendorongan”, suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak.

BAB III
KONSEP DASAR BELAJAR MENGAJAR


A. Konsep Dasar Umum Tentang Proses Belajar Mengajar
Hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar :
1. Siswa
2. Tujuan yang diharapkan
3. Guru
Pengertian proses belajar mengajar ialah sebagian suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

B. Konsep Dasar Perilaku Belajar
1. Pengertian Belajar
Konsep belajar itu selalu menunjukan kepada suatu proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan praktik, atau pengalaman tertentu, hal ini menurut kalangan ahli psikologi.
2. Beberapa Karakteristik Perilaku Belajar
a. Perubahan itu intensional
b. Perubahan itu positif
c. Perubahan itu efektif
3. Makna Manifestasi Belajar
Perubahan belajar ialah perubahan perilaku dan pribadi, namun mengenai bagaimana manifestasinya masih tetap merupakan masalah yang mengundang interprestasi yang paling fundamental yang terletak pada dasar pandangan yang dipergunakannya.

C. Tahapan-tahapan Proses Belajar
1. Proses belajar mengajar dalam konteks S-O-R
2. Proses belajar dalam konteks : What-Why-How


















BAB IV
DASAR – DASAR PERUMUSAN TUJUAN DAN EVALUASI
BELAJAR MENGAJAR


A. Prosedur Perumusan Tujuan dan Pengembangan Instrumen Evaluasi Belajar Mengajar.
1. Pola dasar umum prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI)
Hasil evaluasi harus dapat diandalkan untuk menimbang taraf keberhasilan proses belajar mengajar, maka konsekuensinya, sedapat mungkin tujuan (objektivies) itu dapat dideteksi dan diamati (observable) dapat diukur (measurable).
2. Prosedur Pengembangan Lebih Lanjut
Focus pembahasan lebih lanjut dalam unit ini ialah masalah perumusan tujuan dan pengembangan instrumen evaluasi akan dilakukan dalam paragrafh berikutnya. Sedangkan pembahasan mengenai aspek-aspek instruksional lainnya akan dibahas dalam unit yang lain.

B. Prosedur Dasar Penjabaran Tujuan dan Pengembangan Evaluasi Belajar Mengajar.
1. Strategi dasar penjabaran tujuan belajar mengajar
2. Strategi dasar pengembangan evaluasi belajar mengajar

C. Jenis Prosedur Pengembangan Kriteria dan Instrumen Evaluasi Belajar Mengajar yang Memadai.
1. Jenis-jenis instrumen evaluasi belajar mengajar
Jadi, yang harus menjadi fokus pembahasan sekarang ialah bagaimana teknik dan lebih khusus lagi apa instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar mengajar tersebut.
2. Kriteria dan Prosedur Pengembangan Instrumen Evaluasi
a. Kriteria kebaikan instrumen evaluasi
Alat ukur prestasi belajar tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Memiliki taraf ketepatan (validity) yang memadai
2) Memiliki taraf kemantapan sehingga hasil pengkurannya dapat dipegang atau dipercayai (reliability)
3) Memiliki kepraktisan (practiciality)
4) Memiliki keampuhan (effectiveness)
b. Prosedur Pengembangan Instrumen Evaluasi
1) Kembangkan suatu model kerangka dasar ini hendaknya benar-benar dipertimbangkan demi terpenuhinya minimal criteria pertama (validitas) dan keempat (dan pembeda keampuhan) seperti diterangkan di atas.
2) Tulislah butir-butir soal sesuai dengan kerangka dasar instrumen yang telah dikembangkan.
c. Organisasikan keseluruhan perangkat butir soal menjadi sebuah instrumen yang teratur
d. Coba atau gunakanlah setiap paduan

D. Nilai Hasil / pengukuran Hasil Belajar Mengajar
1. Penilaian (Scoring) test objektif
2. Penilaian test uraian atau essay

E. Pengujian Kebaikan Instrumen
1. Pengujian Validitas
2. Pengujian reliabilitas
3. Pengujian Daya Pembeda atau Keampuhan
4. Pengujian Homoginetas dan Integritas (Internal Consitency) dari keseluruhan perangkat soal dalam suatu alat ukur

F. Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar
Secara umum yang dimaksud dengan strategi adalah suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, sasarannya yaitu mewujudkan dan mengevaluasi tujuan-tujuan pendidikan dengan mengguraikan instrumen yang telah dikembangkan.






BAB V
DIAGNOSITIK KESULITAN BELAJAR


A. Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar
1. Pengertian Diagnosis
Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai berikut :
a. Upaya atau diagnosis menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami oleh seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons)
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang essensial
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
2. Pengertian Kesulitan Belajar
a. Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru.
b. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya.
c. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial dengan pola organismenya pada fase perkembangan tertentu.
d. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.
3. Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnositik kesulitan belajar didefinisikan sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data / informasi selengkap atau seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative kemungkinan pemecahannya.

B. Mengidentifikasi Kasus Kesulitan Belajar
1. Menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
2. Melokalisasi faktor kesulitan (permasalahan)
3. mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan belajar
4. Mengambil kesimpulan dan membuat rekomendasi pemecahannya.





BAB VI
KONSEP DASAR PENGAJARAN REMEDIAL


A. Konsep Dasar Pengajaran Remedial (Remedial Teaching)
Pembelajaran remedial pada dasarnya bagian dari pembelajaran secara keseluruhan, untuk mencapai pendidikan telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya tidak semua siswa mencapai ketuntasan dalam belajar. Artinya, ada siswa yang tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang bisa dilaksanakan. Untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang ”terlambat” mencapai ketuntasan menguasai materi pembelajaran diadakan pembelajaran, yaitu pembelajaran remedial (remedial teaching).

B. Prosedur Pengajaran Remedial dengan Beberapa Asumsi yang Mendasarinya.
1. Prosedur Pelaksanaan pengajaran Remedial
Untuk jelasnya, setiap langkah kita deskripsikan fungsi, tujuan / sasaran, dan kegiatannya sebagai berikut :
a. penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya
b. Menentukan alternatif pilihan tindakan
c. Layanan bimbingan dan konseling / psikoterapi
d. Melaksanakan pengajaran remedial
e. Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali
f. Mengadakan evaluasi dan rediagnostik
g. Remedial pengayaan dan atau pengukuran (tambahan)
2. Beberapa asumsi yang mendasari prosedur pengajaran remedial
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengembangan prosedur system pengajaran remedial didasari oleh pokok-pokok pikiran yang berlaku untuk prinsip belajar tuntas.
3. Beberapa strategi dan teknik pendekatan pembelajaran remedial
a. Strategi dan teknik pendekatan pengajaran remedial yang bersifat kuratif
b. Strategi dan pendekatan yang bersifat praventif
4. Evaluasi Pengajaran Remedial
a. Tujuan Evaluasi
b. Perangkat kriteria kebaikan suatu model strategi dan atau teknik pendekatan pengajaran remedial.

Tidak ada komentar: