Minggu, 21 Februari 2010

Penerapan Model Literatur Based Intruction dalam Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar (PTK di Kelas IV SDN. Sukaseneng I Kecamatan Cikeusik Kabupaten

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena tanpa rahmat dan Izin-Nya tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang selalu menjadi tauladan bagi kita.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas ini, diantaranya yaitu :
1. Keluarga Besar, Orang tua dan suami yang selalu memberikan support kepada penulis.
2. Bapak Riyanto, S.Pd. selaku Kepala SD Sukaseneng I
3. Teman-teman yang selalu meluangkan waktunya ketika penulis dalam kesulitan
4. Guru-guru SDN. Sukaseneng I yang telah ikut mendukung dengan pendekatan yang penulis gunakan.
Semoga Allah selalu membalas apa yang mereka berikan untuk penulis dengan imbalan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari di dalam penyusunan proposal ini, masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan proposal ini. Mudah-mudahan proposal ini bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi semua guru-guru yang berusaha meningkatkan kualitas pendidikan siswa.

Cikeusik, Februari 2010

Penulis




DAFTAR ISI


Abstraksi Penelitian
Lay out Penelitian
Kata Pengantar
Daftar Isi
Judul
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan penelitian
Manfaat Hasil Penelitian
Definisi Operasional
Kerangka Teoritik Konseptual dan Hipotesis
Metode Penelitian
Jadwal Penelitian
Subyek dan Lokasi Penelitian
Personalia Peneliti
Daftar Pustaka
Lampiran












A. JUDUL
”Penerapan Model Literatur Based Intruction dalam Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar (PTK di Kelas IV SDN. Sukaseneng I Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang”.

B. LATAR BELAKANG
Lahirnya undang-undang sistem Pendidikan Nasional Nomor. 20 Tahun 2003, telah memberikan angin segar dan mempertegas produk undang-undang sebelumnya (Nomor. 2 Tahun 1989), terutama kaitannya dalam usaha pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan. Dalam usaha pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan, peningkatan mutu pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu kunci pokok, meningat Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa Indonesia, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, serta sebagai sarana pengembangan bernalar dan pelatihan pemesahan masalah. (Depdikbud, 1993:1).
Sejak diberlakukan kurikulum 1994, pembelajaran Bahasa Indonesia sudah menggambarkan karakteristik :
1. Menggunakan pendekatan komunikatif, CBSA, keterampilan, tematis, integrative, dan lintas kurikulum.
2. Mengutamakan kevariasian
3. Kealamian
4. Kebermaknaan
5. Fesibilitas
6. Pengayaan penggunaan metode
7. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber belajar.
Karakteristik kurikulum Bahasa Indonesia ini menggambarkan adanya situasi belajar bahasa dalam latar alami. Pembelajaran bahasa yang berlatar alami tidak dilakukan dengan pengkotak-kotakan keterampilan berbahasa. Pembelajaran seperti ini mengutamakan keutuhan, kevariasian, keterpaduan, kebermaknaan, kerelevanan, disesuaikan dengan konteks, lingkungan belajar diupayakan seperti lingkungan anak dirumah dan menghormati dorongan setiap individu pembelajar (Suyuno, 1995).
Berdasarkan GBPP, Pengajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek, mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Adapun kurikulum Bahasa Indonesia pada umumnya bertujuan agar siswa Sekolah Dasar mempunyai kemampuan dasar dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, alat pengembangan ilmu pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa, dan sebagai alat pemersatu dari beragam suku yang ada di Indonesia. (Kurikulum 2004, Depdiknas 2003).
Dari keempat aspek pengajaran Bahasa Indonesia itu salah satunya adalah membaca. Menurut Kurikulum Bahasa Indonesia membaca adalah melihat memikirkan dan memahami isi dari apa yang ada dalam tulisan. Tujuan utama pembelajaran membaca adalah guru dapat menciptakan suatu kondisi atau situasi yang mendukung siswa untuk belajar membaca, dan semua ini dapat dilaksanakan apabila guru dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang bisa diterima oleh siswa sehingga mendapatkan hasil yang positif.
Dalam konteks pendidikan moderen, pengajaran lebih berorientasi kepada aktivitas siswa belajar (learning activity oriented) dimana siswa berperan sebagai obyek pengajaran, termasuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Hal ini tentu saja menurut dukungan fasilitas dan sumber belajar yang memadai.
Aktivitas siswa akan berkembang apabila berbagai sumber belajar yang relevan dan terkoordinasi. Oleh karena itu, perlu ditata dan digali berbagai alternativ sumber belajar yang ada di sekolah, mulaidari kelas, perpustakaan sekolah, halaman/kebun sekolah, media pembelajaran yang tersedia, serta orang-orang yang ada di sekitarnya dalam hal ini guru dan siswa secara keseluruhan.
Namun kecenderungan yang terjadi di lapangan, setelah dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru masih menggunakan metode yang pasif dan tidak bervariasi, sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar membaca. Selain itu faktor kemampuan yang dimiliki siswa sangatlah kurang, diantaranya keinginan untuk menggali ilmu-ilmu dari membaca, dan kurangnya fasilitas dan teks yang digunakan, guru hanya terpaku pada buku paket saja.
Pembelajaran membaca sangat perlu untuk diajarkan dengan baik, sebab pembelajaran membaca adalah tolak ukur siswa dalam pelajaran apapun. Agar siswa dapat membaca dengan baik, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka penggunaan model literature Based merupakan salah satu alternative dalam membantu dan menimbang siswa dalam membaca.

C. RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa permasalahan diatas, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model Literature Based Intruction dalam membaca akan meningkatkan kemampuan anak dalam pembelajaran membaca ?
2. Apakah pengetahuan siswa mengenai tanda-tanda baca dapat meningkat, dan dapat membaca menggunakan tanda baca dengan benar ?
3. Apakah model Literature Based Intruction efektif dan dapat merangsang minat siswa untuk meningkatkan hasil belajar membaca siswa ?

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang diharapkan melalui penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan kemampuan membaca siswa
2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang tanda-tanda baca dan bisa menggunakannya pada saat membaca.
3. Mengetahui kefektifan model Literature Based Intruction dalam kegiatan pembelajaran membaca.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Bagi Peneliti
Dapat mengetahui kekurangan siswa dan guru dalam pelajaran Bahasa Indonesia tertuama dalam pembelajaran membaca serta cara mengatasi kekurangan tersebut.

2. Manfaat Bagi Guru
Dapat mengetahui kelemahan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca menggunakan tanda baca yang baik dan benar dan mengetahui kekurangan guru dalam mengajar.
3. Manfaat Bagi Siswa
Dapat meningkatkan keterampilan membaca menggunakan tanda baca dan memahami apa yang dibaca, baik pada pelajaran membaca maupun pada pelajaran-pelajaran lainnya dan siswa dapat memanfaatkan buku yang ada lebih optimal.

F. DEFINISI OPERASIONAL
Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa sejak dini, namun tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam hal membaca. Oleh karena itu, perlu adanya proses belajar dan latihan yang berkesinambungan.
Penerapan model Literature Based Intruction merupakan suatu teknik yang dapat membantu siswa dalam belaajr dan berlatih keterampilan membaca menggunakan tanda baca dengan baik.

G. KERANGKA TEORITIL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
1. Kerangka Teoritik Konseptual
Pendidikan Bahasa Indonesia di SD adalah tolak ukur siswa pada pelajaran lainnya. Pendidikan Bahasa Indonesia menekankan pada membaca dan menulis, Pendidikan Bahasa Indonesia juga diarahkan pada proses pembelajaran yang bisa membuat siswa bisa mengerti dan memahami sehingga bisa untuk dikerjakan. Dengan demikian pada pembelajaran ini, guru yang harus ekstra untuk mengajarkan kepada siswa dengan metode dan strategi apapun, termasuk dengan strategi atau model Literature Based Intruction ini.
Guru perlu memahami dan dapat memilih sumber belajar yang tepat. Pada waktu mengajar di kelas memilih sumber belajar, harus didasarkan kriteria tertentu yaitu kriteris umum dan kriteria itu berlaku baik untuk yang dirancang maupun sumber yang dimanfaatkan, kriteria itu berlaku baik untuk yang dirancang maupun sumber yang dimanfaatkan, kriteria umum dalam dalam memilih sumber belajar bahasa merupakan ukuran kasar yang dapat dijadikan patokan, ketika seorang guru memilih sumber belajarnya. Kriteria umum tersebut sebagai berikut :
- Sumber belajar harus ekonomis, artinya sumber yang digunakan tidak terlalu mahal, kalaupun harganya agak mahal harus bermanfaat dalam jangka panjang sehingga akan tetap terhitung murah.
- Sumber belajar harus prkatis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan yang langka dan khusus sehingga tidak akan menyulitkan guru sendiri.
- Sumber belajar harus mudah diperoleh, artinya sumber belajar itu dekat tidak perlu diadakan atau dibeli di toko. Sumber belajar yang tidak dirancang lebih mudah diperoleh karena dapat dicari di lingkungan sekitar.
- Sumber belajar harus bersifat fleksibel artinya bisa dimanfaatkan untuk beberapa tujuan dan tidak dipengaruhi faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya dan berbagai keinginan pemakai sumber belajar itu sendiri.
Metode mengajar adalah cara operasional dalam lingkup strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Edy Yusnandar, Efendy Zulkifly, 2004:2). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia banyak metode yang bisa digunakan, salah satunya Model Literature Based dalam pembelajaran membaca.
Literature Based Intruction yaitu pembelajaran yang bersandar pada buku bacaan, atau dengan kata lain bacaan dijadikan landas tumpu (spring board) pembelajaran Bahasa Indonesia. Bacaan yang bervariasi dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai keterampilan berbahasa. (Rothlein, 1991:222, Wisman, 1993: Waren, 1996. dikutip dari jurnal Pendidikan Dasar Volume : V-Nomor : 7 April 2007, Ali Sudin). Model Literature Based Intruction yang bertumpu pada pendekatan whole language ini berupaya mengitegrasikan berbagai keterampilan berbahasa di kelas. Adapun komponen model ini seperti diungkapkan Rhotlein (1991) meliputi :
a. Penjelasan guru sebagai strategi kearah pengajaran
b. Membaca keras atau bercerita
c. Membaca dalam hati
d. Menulis berbagai pengalaman membaca (sharing)
e. Aktivitas mandiri
f. Diterapkannya model Literature Based Intruction ini menurut beberapa penelitian membuahkan hasil yang positif.
Hasil penelitian memperhatikan bahwa murid yang banyak dihadapkan pada bacaan akan mempunyai prestasi lebih baik dalam belajar Bahasa Indonesia khususnya membaca. Keuntungan lain dalam memanfaatkan bacaan ini bukan saja dapat membangkitkan minat baca siswa tapi juga para gurunya. Buku-buku yang ada bukan untuk digunakan namun untuk dibaca. Hal ini penting, karena seperti diungkapkan NH Dini, gemar ini merupakan modal utama bagi bangsa untuk menyongsong masa depan yang gemilang.

2. Hipotesis
Hipotesisi dalam penelitian yang konvensional dengan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas sangat berbeda E. Yusnandar mengemukakan bahwa : ”Hipotesis konvensional menyatakan adanya hubungan antara satu variable atau lebih sedangkan hipotesis tindakan adalah suatu dugaan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dengan pendekatan lain jika kita melakukan tindakan ini, kita percaya tindakan kita akan merupakan suatu pemecahan yang kita miliki (E. Yusnandar :64).
Atas dasar itulah peneiti merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
”Jika penerapan model Literature Ased digunakan dalam pembelajaran membaca menggunakan tanda baca, maka keterampilan membaca siswa dalam membaca menggunakan tanda baca dapat meningkat”.


H. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualtatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Penelitian ini bersifat kualitatif karena dalam pelaksanaannya sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Bog dan Biklen (1992), dikutip dari jurnal Pendidikan Dasar Volume : V-Nomor : 7 April 2007, Ali Sudin) yaitu
1. Latar belakang penelitian sebagai sumber pengambilan data bersifat alamiah.
2. Analisis data bersifat deskriftif dan induktif
3. Manusia sebagai instrument utama
4. Memperhatikan pentingnya proses bukan hanya hasil
5. Makna merupakan sesuatu esensial.
Rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Hal ini sesuai dengan karakteristik peneliti tindakan kelas yaitu masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan praktik pembelajaran di kelas (Suyanto, 1997:5).
Langkah penelitian tindakan kelas secara umum terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Kemmis, 1998:9-15, Sudarsono, 1997:16, Langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
1). Refleksi Awal
Bersama Guru SD khususnya guru kelas yang akan diteliti mengadakan diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang dirasakan di kelas. Selain itu dilakukan pula observasi di kelas. hasilnya


I.

Tidak ada komentar: